RADARDEPOK.COM - Program pembinaan pelajar bermasalah di barak militer yang dibuat oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menuai pro dan kontra.
Namun, Dedi menegaskan bahwa program tersebut bukanlah bentuk pelanggaran hak anak, melainkan sebuah upaya memberikan hak anak untuk dibina dan diarahkan ke jalan yang benar.
Puluhan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Purwakarta telah menyelesaikan program pembinaan di barak militer dan kembali ke pelukan orang tua mereka.
Program ini awalnya dibuat oleh Dedi Mulyadi dan kemudian diimplementasikan oleh Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein yang akrab disapa Om Zein pada awal Mei 2025 lalu.
Baca Juga: Wisata Situ Ciranca Tawarkan Suasana Adem dan Natural dengan Air Sebening Kaca
Para pelajar yang sebelumnya terlibat dalam aksi kenakalan remaja dikirim ke markas Resimen Kostrad TNI AD yang berlokasi di Jalan Raya Sadang–Subang, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Di sana, mereka mengikuti pembinaan disiplin dan kegiatan positif selama sekitar dua minggu.
Setelah menjalani pelatihan, para siswa dipulangkan dan disambut dengan suka cita oleh orang tua mereka.
Acara kepulangan ini dimeriahkan dengan pertunjukan marching band serta atraksi baris-berbaris yang dipertontonkan oleh para siswa sebagai hasil latihan mereka selama berada di barak.
Baca Juga: Ini Sih Pemandangannya Juara, Cobain Menginap di Glamping Telaga Saat, Bikin Liburan Makin Betah
Tepuk tangan meriah dari para orang tua mengiringi penampilan anak-anak mereka, yang kini tampil lebih disiplin dan percaya diri.
Tak hanya itu, para siswa juga menerima sertifikat sebagai tanda telah menyelesaikan program pembinaan.
Mereka pun menyatakan komitmennya untuk tidak lagi mengulangi tindakan kenakalan yang sebelumnya dilakukan.
Dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, Gubernur Dedi Mulyadi turut hadir dalam acara pelepasan siswa tersebut.