RADARDEPOK.COM - Wakil Kepala Badan Gizi Nasional, Nanik Sudaryati Deyang, mengatakan BGN terbuka terkait konsep pengelolaan dapur gizi, seperti school kitchen atau dapur sekolah, sebagai model pelaksanaan Program MBG di berbagai daerah.
Pernyataan tersebut ia sampaikan saat talkshow di Antara Heritage Center, Jakarta, Kamis (23/10) bertajuk “Upaya Meningkatkan Kualitas Gizi Bangsa Melalui Program Makan Bergizi Gratis"
Menurut Nunik, pengembangan model School Kitchen menjadi salah satu model efektif untuk menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak sekolah dengan kapasitas dapur masyarakat yang terbatas, terutama di wilayah tertinggal.
Baca Juga: Genjot UMKM, Stafsus Presiden Cetak Talenta Digital di Depok : Ini yang Dilakukan
"Nanti akan kita matching sesuai kondisi daerah. Di wilayah tertinggal, asalkan sekolahnya memiliki kapasitas yang memadai, tidak masalah jika dikelola secara mandiri," Kata Nanik dikutip dari laman Badan Gizi Nasional, Selasa (28/10/2025).
Ia juga menjelaskan, bahwa BGN terbuka dan memberikan kesempatan untuk mengembangkan school kitchen bagi sekolah-sekolah secara mandiri.
Nanik menambahkan, kalau ada sekolah yang mampu mengelola dapur sendiri, maka diperbolehkan.
"BGN bersifat terbuka terhadap berbagai bentuk kolaborasi. Kami juga berkoordinasi dengan kementerian dan tim satgas agar skema ini bisa berjalan baik,” Ujar Nanik.
Menurutnya, BGN saat ini sudah memiliki model Mitra Mandiri, di mana pihak mitra tersebut membangun dan mengelola dapur SPPG.
Sementara untuk di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), dapur-dapur SPPG dibangun oleh pemerintah daerah atau desa, lalu disewa oleh BGN selama empat tahun, dan biayanya dibayar di muka.
Baca Juga: Resep Kuah Bakso Bening, Gurih dan Segar
Nanik juga tegaskan pentingnya sanitasi serta keamanan dalam rangka keberhasilan program MBG.
Ia juga menyoroti beberapa kasus keracunan makanan disebabkan karena kondisi sanitasi yang belum ideal, bukan karena program dari MBG itu sendiri.