RADARDEPOK.COM - Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkapkan alasan susu dalam MBG (Program Makanan Bergizi Gratis) belum menggunakan bahan baku lokal sepenuhnya merupakan hasil dari pertimbangan ilmiah, dan strategi nasional jangka panjang.
Produksi Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) masih jauh di bawah kebutuhan nasional, menurut Tim Pakar BGN, Prof. Epi Taufik, jika dipaksakan stok susu Nasional akan habis.
Ia menambahkan, per tahun produksi susu lokal baru sekitar satu juta ton. Sebelum adanya MBG kebutuhan susu mencapai 4,7 juta ton setiap tahun. Setelah adanya MBG, kebutuhan susu meningkat menjadi lebih dari 8 juta ton.
Baca Juga: Cobain Enaknya Surabi Duren Sukasari Bogor, Toppingnya Melimpah dan Bikin Ngiler
"Jadi, kalau kita paksa 100 persen lokal, stok susu nasional langsung habis.” jelas Prof. Epi di Bogor, Selasa (14/10) dikutip dari keterangan resmi melalui laman bgn.go.id
Untuk mengatasi hal itu, pemerintah memutuskan komposisi awal susu MBG minimal mengandung 20 persen susu segar lokal, dengan target persentase ini akan terus meningkat setiap tahun seiring meningkatnya produksi SSDN.
Meski belum mengadung 100 persen susu segar lokal, Efi yang juga sebagai Guru Besar Ilmu dan Teknologi Susu, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB) menegaskan, kualitas susu MBG tidak kalah dengan susu segar murni.
Baca Juga: Banyak TPK tak Memiliki Kualifikasi Teknis, Pemkab Kolaborasi dengan Swasta Lakukan Ini
Kandungan gizi susu MBG mulai dari protein, kalsium, hingga vitamin D dibuat setara dengan susu segar. Sehingga anak-anak tetap mendapatkan energi dan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh.
Epi juga menjelaskan Formulasi susu MBG disusun berdasarkan standar gizi susu cair penuh (full cream milk) sesuai Peraturan BPOM No. 13 Tahun 2023. Jadi, anak-anak tetap memperoleh manfaat gizi optimal.
Dengan hadirnya program MBG, Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati melihatnya sebagai pintu kebangkitan industri susu nasional. Dengan adanya program ini memberikan kepastian kepada peternak lokal, bahwa hasil produksi mereka akan terserap.
Baca Juga: Viral Warga Sumedang Keluhkan Tak Direspon Selama 7 Tahun, Begini Tanggapan Dedi Mulyadi
Menurutnya BGN juga telah menyusun peta jalan peningkatan produksi susu nasional 2025–2029, termasuk program peningkatan populasi sapi perah, modernisasi peternakan lokal, serta kerja sama antar daerah penghasil susu.
Khairul Hidayati menegaskan Program MBG bukan hanya sekedar memberi makan anak-anak, tapi juga membangun sistem pangan nasional serta membangun masa depan bangsa.***
Artikel Terkait
BGN Buka Layanan Hotline Siap Tampung Aduan MBG, Catat Nomornya!
Pulang dari Luar Negeri, Presiden Prabowo Langsung Respon Isu MBG: Saya Akan Langsung Panggil Kepala BGN
SLHS di Depok Dipegang Yayasan Bermitra dengan Dapur : BGN Tutup Dapur 56 MBG, Ini Daftarnya!
BGN Targetkan SPPG MBG Punya Sertifikat Higienis Dalam Sebulan
5000 Chef Profesional Diterjunkan BGN Latih Dapur MBG
Tanggapan Menkeu Purbaya Terkait BGN Kembalikan Anggaran RP 70 T
BGN Tingkatkan Tata Kelola MBG di Jakarta, Jabar dan Banten