RADARDEPOK.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memaparkan strategi pemerintah provinsi untuk memenuhi kebutuhan belanja daerah yang nilainya lebih besar dibandingkan APBD Jawa Barat tahun anggaran 2026.
Pernyataan ini disampaikan dalam Rapat Paripurna DPRD Provinsi Jawa Barat, Kamis, 20 November 2025 yang diupload pada kanal Youtube Lembur Pakuan Channel.
Dalam rapat tersebut, Dedi menyoroti adanya selisih antara rencana belanja daerah dengan kemampuan anggaran yang tersedia.
Baca Juga: Official Teaser Film Alas Roban, Jalur Penuh Misteri di Jawa Tengah
Rencana belanja daerah mencapai Rp30,1 triliun, sementara APBD Jabar 2026 hanya sebesar Rp28 triliun.
“Berarti ada angka mimpi yang harus diraih dengan kerja keras sebesar Rp2,1 triliun,” ujar Dedi.
Dedi tidak menampik bahwa rencana belanja yang melebihi APBD merupakan keputusan berani.
Ia menyebutnya sebagai “angka nekat”, karena target pendapatan yang dibutuhkan berada di atas rata-rata pencapaian sebelumnya.
Baca Juga: BGN Mencatat Saat Ini Program MBG telah Menjangkau 41,9 Juta Penerima Manfaat
“Yang muncul sebesar Rp30,1 triliun itu sebenarnya angka nekat. Karena pendapatannya itu jauh di atas rata-rata target yang biasa,” tegas Dedi.
Oleh karena itu, diperlukan strategi khusus agar Jabar bisa mencapai target pendapatan tambahan yang diperlukan.
Dedi Mulyadi menjelaskan tiga langkah besar yang akan menjadi fokus Pemprov Jabar untuk mengejar kekurangan anggaran Rp2,1 triliun tersebut.
Baca Juga: Jelaskan Alur Kompensasi Pertamina dan PLN, Menkeu Purbaya: Jangan Dituduh Saya Tidak Bayar Utang