RADARDEPOK.COM - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa secara terbuka mengungkap perannya dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi Indonesia di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo (Jokowi).
Pengakuan tersebut ia sampaikan saat menghadiri Final Cerdas Cermat APBN 2025 di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (26/11/2025).
Awalnya, Menkeu Purbaya menyinggung pertanyaan yang ia ajukan kepada para pemenang lomba seputar isu utang negara dan anggapan keliru bahwa utang tinggi berarti negara akan bangkrut.
Dari sana, ia kemudian masuk pada penjelasan lebih dalam mengenai krisis ekonomi global yang pernah mengguncang dunia dan bagaimana Indonesia berhasil selamat.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Tegaskan Akan Tindak Pelaku Perusakan Lingkungan di Jawa Barat
Purbaya menjelaskan bahwa pada krisis global 2008 – 2009 yang dikenal sebagai global financial meltdown hampir seluruh negara mengalami kontraksi ekonomi.
Amerika Serikat, Inggris, negara-negara Eropa, Jepang, hingga negara Asia Tenggara seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura semuanya tertekan dengan pertumbuhan negatif.
Namun Indonesia justru mampu bertahan dengan pertumbuhan positif.
“Di tengah hancurnya perekonomian dunia, kita masih tumbuh 4,6%. Hampir semua negara negatif, tapi kita tetap positif,” ungkapnya.
Baca Juga: Menko Airlangga Hartarto Hadiri Pembukaan Program Magang Nasional Batch II
Menurut Purbaya, keberhasilan itu lahir dari kebijakan counter-cyclical, yaitu langkah fiskal dan moneter yang bergerak berlawanan arah dengan kondisi krisis.
Dalam kesempatan tersebut, Purbaya secara blak-blakan mengakui bahwa dirinya ikut memberi masukan strategis kepada pemerintah, khususnya di masa SBY.
“Saya dulu tukang bisik-bisik, enggak dibayar. Enggak apa-apalah, SBY kita kasih masukan,” ujarnya sambil bercanda.
Ia menjelaskan, pada 2009 pemerintah menggelar ekspansi fiskal, menaikkan defisit dari kisaran 1,1–1,5% menjadi 2,75%.