RADARDEPOK.COM - Jumlah korban meninggal dunia akibat bencana banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat terus bertambah.
Hingga Sabtu sore (29/11/2025), tercatat 303 orang meninggal dunia berdasarkan data terbaru yang disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Dr. Suharyanto S.Sos., M.M., dalam konferensi pers di Bandara Silangit, Tapanuli Utara.
BNPB bersama pemerintah daerah, TNI, Polri, Basarnas, dan relawan terus melakukan operasi tanggap darurat yang difokuskan pada pencarian korban, evakuasi penyintas, pemenuhan kebutuhan dasar, serta pembukaan akses wilayah yang masih terisolir.
Distribusi logistik juga dipercepat melalui jalur darat maupun udara untuk memastikan kebutuhan warga terdampak terpenuhi.
Baca Juga: Mensos Gus Ipul Minta PT Pos Salurkan Bansos BLTS Tertib dan Tidak Terjadi Penumpukan
Korban di Sumatera Utara
Provinsi Sumatera Utara menjadi wilayah dengan dampak paling besar. Pada hari ketiga status tanggap darurat, tercatat ada166 korban meninggal dunia dan 103 orang masih hilang.
Mayoritas dampak terjadi di Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Kota Sibolga
Suharyanto menjelaskan bahwa peningkatan jumlah korban yang ditemukan merupakan hasil dari operasi pencarian intensif yang dilakukan tim gabungan.
“Dalam satu hari ini bertambah 60 korban jiwa berkat operasi pencarian yang dipimpin Basarnas. Saat ini masih ada 103 jiwa yang hilang,” ungkapnya.
Baca Juga: Tegas! Penghuni Cinere Resort Apartemen Depok Tolak Kenaikan IPL
Korban di Aceh
Memasuki hari kedua status tanggap darurat di Aceh, BNPB mencatat ada 47 korban meninggal dunia, 51 orang masih hilang, 8 orang luka-luka dan 48.887 kepala keluarga mengungsi di berbagai wilayah.
Data pengungsi terbanyak berada di Aceh Utara, Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Aceh Singkil.