RADARDEPOK.COM-Tindakan pelecehan seksual yang dilakukan Rektor Universitas Pancasila (UP) Prof Eddi Toet Hendratno, terhadap dua karyawan, berbuntut pencopotan jabatan. Yayasan Pembina dan Pendidikan Universitas Pancasila (YPPUP) sepakat Eddi Toet Hendratno dinonaktifkan, Selasa (27/2). Aksi yang tak senonoh itu pun menyulut amarah ratusan mahasiswa hingga melakukan aksi demonstrasi di depan gedung Rektorat UP, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Amukan massa siang kemarin begitu membara. Dari aksi bakar ban, hingga blokade jalan dilakukan di depan Universitas Pancasila, hingga kemacetan terjadi berkilo-kilo meter tak terelakkan.
Baca Juga: PN Depok Sita Aset Panji Gumilang 866 Meter Persegi, Begini Rinciannya
Tujuh fakultas bergabung menjadi satu. Spanduk dan coretan yang bermakna penolakan kekerasan seksual terpampang begitu jelas. Semua aksi yang dilakukan merupakan bukti atas kekecewaan mahasiswa, dari tindakan pelecehan seksual yang telah dilakukan rektornya.
Ketua Bidang III Kesejahteraan Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pancasila, Warna Bela Natasia menegaskan, mahasiswa Universitas Pancasila menolak adanya pelecehan seksual di lingkungan Universitas Pancasila.
Adapun beberapa tuntutan yang diajukan mahasiswa kepada Yayasan Pembina dan Pendidikan Universitas Pancasila (YPPUP). Meliputi pemecatan tidak hormat terhadap Rektor Universitas Pancasila, penghapusan hak secara umum, pengangkatan rektor baru dengan visi dan misi yang melibatkan sivitas akademika.
Mengembalikan posisi hak korban dalam Universitas Pancasila, mulai dari pekerjaan, jabatan, serta nama baik. Meminta press release untuk Universitas Pancasila dan Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS), tentang sanksi yang diberikan kepada rektor saat ini.
"Kami tetap mengawal kasus ini sampai tuntas dan berpihak kepada korban sampai masalah ini selesai," tegas Bela, Selasa (27/2/2024).
Dia menegaskan, mahasiswa akan menunggu kepastian dari yayasan sampai kapan pun di depan Gedung Rektorat Universitas Pancasila. Pihaknya akan terus bertahan. Menunggu kepastian dari pihak yayasan, terkait penyelesaian masalah pelecehan seksual yang telah terjadi.
"Kami akan bertahan di sini sampai ada kepastian," tutur Bela.
Berkaitan dengan jumlah mahasiswa yang ikut dalam aksi, Bela memperkirakan ada sekitar 300 mahasiswa yang hadir. Angka tersebut, merupakan jumlah secara keseluruhan mahasiswa gabungan dari tujuh fakultas yang ada.
Baca Juga: Soal Sampah, Ketua DPRD Rudy Susmanto: Kabupaten Bogor harus Belajar dari Kota Solo
“Ada tujuh fakultas yang bergabjung dalam aksi ini. Meliputi fakultas hukum, farmasi, teknik, psikologi, komunikasi, pariwisata, dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB),” ungkap Bela.
Artikel Terkait
Lagi Asyik Lari Pagi di Kampus, Mahasiswi UI ini Diduga jadi Korban Pelecehan Pelajar SMP
Begini Aksi Bawaslu Kota Depok Usai Caleg Perempuan Alami Pelecehan
Imbas Kasus Pelecehan Seksual, Ketua BEM UI Dilarang Kuliah Enam Bulan
Kamis Minggu Ini Rektor UP Dipanggil Ulang Polda Metro Jaya Soal Dugaan Pelecehan Seksual, Kampus : Tak Ada Informasi Soal Itu
Yayasan Nonaktifkan Rektor UP Terduga Kasus Pelecehan Seksual, Kuatkan Identifikasi Pemasalahan dengan LLDikti Wilayah III