Sampah Depok Meningkat 17 hingga 25 Persen Selama Idul Fitri

RADARDEPOK.COM – Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok mencatat adanya peningkatan timbulan sampah selama Idul Fitri 1446 Hijriah.

Kepala DLHK Kota Depok, Abdul Rahman menuturkan, peningkatan ini terjadi akibat meningkatnya konsumsi masyarakat, maraknya acara di lingkungan, serta fenomena pasar tumpah yang semakin berkembang di Kota Depok.

“Timbulan sampah di Hari Raya Idul Fitri meningkat cukup signifikan,” ujar Abdul Rahman kepada Radar Depok, Rabu (2/4). 

Baca Juga: KPK Pelototi Supian Suri, Imbas Izin Penggunaan Kendaraan Dinas untuk Mudik Lebaran 2025

Abdul Rahman menjelaskan, peningkatan timbulan sampah di Kota Depok berkisar antara 17-25 persen dibandingkan hari biasa.

“Pada malam takbiran hingga Hari Raya Idul Fitri, volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung mencapai 1.100 ton,” ungkap dia.

Namun, pada hari raya ke kedua, TPA ditutup sementara, hanya menyisakan 9 armada satgas yang tetap beroperasi dengan kapasitas pengangkutan 120 ton sampah. 

Baca Juga: Hari kedua Lebaran, Wakil Walikota Depok Chandra Rahmansyah Open House Perdana Idul Fitri 1446 Hijriah

“Pada Hari Raya kedua, TPA memang ditutup, tetapi masih ada satgas dengan 9 armada yang tetap beroperasi mengangkut sekitar 120 ton sampah,” jelasnya.

Selanjutnya, pada hari raya ketiga, operasional pengangkutan sampah kembali berjalan normal dengan total 870 ton sampah yang dibuang ke TPA Cipayung.

“Untuk mengantisipasi lonjakan tersebut, DLHK Kota Depok telah menyiapkan langkah-langkah strategis, termasuk operasional armada pengangkut sampah,” jelas dia.

Baca Juga: Ditinggal Salat Id, Empat Garong Gasak Emas 300 Gram Seharga Rp500 Jutaan di Cimanggis Depok

Abdul Rahman, turut mengimbau masyarakat Kota Depok untuk berupaya mengurangi jumlah sampah, salah satunya dengan menerapkan kearifan lokal dalam penggunaan wadah makanan yang dapat digunakan kembali.

“Kebanyakan sampah yang dihasilkan selama lebaran yaitu sampah domestik, baik organik maupun anorganik, seperti sampah rumah tangga," tandas dia.***

Jurnalis: Risky Dwi Lestari