RADARDEPOK.COM – Kehadiran dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibangun di dalam sebuah komplek hunian, lingkup RT6/27, Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, memicu kekhawatiran sejumlah penghuni. Ragam alasan dilontarkan
Seorang warga RT6/27 Abadijaya berinisial DI menilai, pembangunan dapur tersebut tidak tepat, karena lokasi komplek yang seharusnya memberikan kenyamanan untuk hunian.
“Komplek ini kan kecil, dibangun dengan gerbang dan fasilitas tertentu untuk kenyamanan warga. Operasionalnya MBG itu akan keluar masuk dong, di situ itu sudah pasti fasilitasnya komplek yang dipergunakan untuk bisnis pribadi. Jadi tidak ada dampak sosial yang signifikan bagi lingkungan, tetapi dampak bagi kenyamanan penghuni jelas terganggu,” ujar DI kepada Radar Depok, Rabu (12/11).
Selain soal gangguan aktivitas, DI juga menyoroti potensi limbah dari dapur yang berskala catering.
“Limbahnya akan kembali ke lingkungan, karena produksinya cukup tinggi, sedangkan kawasan ini suka banjir. Saya ragu pemiliknya akan aware hal itu, sementara pemilik tinggal di RT lain,” kata dia.
Baca Juga: Praperadilan Ditolak, SP3 Kasus Eks Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail Sudah Benar
Menurut DI, komunikasi dengan pemilik dapur juga belum ada. Hanya dia mengetahui hal itu dari tetangga lainnya.
“Saya tidak kenal dengan pemiliknya, jadi tidak ada komunikasi langsung. Saya hanya mendapat informasi dari tetangga bahwa itu memang sedang membangun dapur MBG. Tapi kok kami sebagai warga ga ada informasi mengenai perizinan ke sekitar,” ungkapnya.
DI mengingatkan, konsekuensi negatif yang akan timbul kemudian hari. Jika dapur MBG diizinkan beroperasi, penghuni lain bisa menuntut hal serupa.
“Sekarang MBG diizinkan, nanti mungkin orang lain akan datang dan buka bisnis lain. Kita tidak bisa melarangnya. Lingkungan jadi tidak tertib,” jelas DI.
DI mengungkapkan rasa kecewaanya kepada pemilik dapur MBG, yang diketahui tokoh masyarakat setempat. Menurutnya, dia harus memahami dan mendukung kepentingan warga, termasuk menjaga kenyamanan lingkungan sekitar.
“Yang saya sayangkan, beliau seharusnya bisa membela kami. Dari awal, mestinya dia paham bahwa membangun usaha pribadi di lokasi ini bisa mengganggu tetangga. Harusnya dia yang membela warga, malah sekarang justru menimbulkan masalah. Itu yang saya sangat sayangkan,” katanya.
Sementara itu, warga lainnya berinisial RD menuturkan, sampai saat ini baru ada perbincangan melalui percakapan grup yang merencanakan pertemuan untuk dilakukan voting untuk menentukan sikap warga terkait pembangunan dapur MBG itu.
“Ya banyak juga yang ga setuju, tapi ga ngomong. Kita juga sudah ngomong ke pengurus RT dan RW, ya itu katanya mau ada pertemuan untuk ngebahas, jadi warga RT6 diwajibkan datang,” tutur RD.
RD mengungkapkan, warga menuntut penghentian sementara pembangunan dapur MBG karena belum ada kepastian resmi. Hingga saat ini, kata RD, proyek tersebut tetap berjalan meski belum ada kepastian
Artikel Terkait
Buat Warga Depok! Pembayaran PBB P2 Diskon 50 Persen : Simak Data dan Faktanya
Pendapatan Daerah Depok 2026 Diproyeksikan Rp4,1 Triliun, Ini Data Belanja Daerah yang Diajukan
Anggota DPRD Kota Depok Juanah Sarmili : 15 Tahun Aktif jadi Penasehat Majelis Taklim di Sukmajaya, Wakil Rakyat untuk Masyarakat
Tega! Pengemudi Taksi Online Asal Depok Dirampok dan Dibunuh : Dibuang di Pinggir Tol Jagorawi, Tubuh Dilakban
Dedi Mulyadi Larang Hukuman Fisik Siswa Bagi Siswa di Jawa Barat : Kurang Efektif, Diganti Hal yang Lebih Positif
Walikota Depok Supian Suri : MTQ ke-24 Wujudkan Generasi Qurani
Praperadilan Ditolak, SP3 Kasus Eks Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail Sudah Benar