Minggu, 21 Desember 2025

Kampung Hilang Ditelan Lumpur, Tim Gerakan Anak Negeri Tembus Empat Desa Terisolir

Fahmi Akbar
- Jumat, 5 Desember 2025 | 06:55 WIB
Dusun Pulolubang Kecamatan Batang Toru Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, kini nyaris tak lagi berbentuk. (JIDDAN/METROPOLITAN )
Dusun Pulolubang Kecamatan Batang Toru Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, kini nyaris tak lagi berbentuk. (JIDDAN/METROPOLITAN )

RADARDEPOK.COM - Dusun Pulolubang Kecamatan Batang Toru Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, kini nyaris tak lagi berbentuk. Banjir bandang dan longsor yang menerjang wilayah ini telah mengubur permukiman warga di bawah lumpur tebal.

Di sana, yang terlihat hanya sebagian atap rumah dan sedikit dinding bangunan yang tersisa selebihnya hilang ditelan material longsor.

Seluruh rumah warga tenggelam, menyisakan pemandangan memilukan. Tidak ada lagi tempat bagi mereka untuk kembali. Para penyintas terpaksa mengungsi dan tidur di tenda darurat yang didirikan di tengah perkebunan karet.

 Baca Juga: Kabar Gembira! Pelantikan PPPK Paruh Waktu di Depok Dilaksanakan Pekan Ketiga Desember

Di balik tenda-tenda sederhana itu, tersimpan kisah kehilangan yang mendalam. Rumah mereka tersapu habis, barang-barang hilang hanyut terbawa arus, dan hanya kenangan yang masih tersisa dalam ingatan.

“Yang penting nyawa selamat…” ucap Ayu (51), warga Dusun Puloubang yang terpaksa menyaksikan kampungnya hilang ditelan lumpur.

Ungkapan itu menggambarkan betapa tipisnya batas antara hidup dan mati ketika bencana datang.

 Baca Juga: Depok Waspada Hujan Lebat dan Angin Kencang : 77 Rumah Roboh, Ini Kata BMKG

Saat banjir bandang menerjang, warga hanya punya hitungan detik untuk berlari menyelamatkan diri. Suara gemuruh air dan material longsor dari perbukitan membuat mereka panik dan berhamburan meninggalkan rumah tempat mereka berteduh selama ini.

"Hari Selasa (25/11/25) jam 10 udah surut. Tiba tiba jam 12 tiba tiba masuklah itu air sampai dada orang dewasa,"ujar Ayu.

Sambil menyusri kampungnya yang sudah hilang terendam lumpur, Ayu menceritakan kembali saat banjir bandang itu menyapu seluruh rumah.

 Baca Juga: Bantu Korban Banjir Bandang, PMI Depok Kirim 100 Kantong Darah ke Sumatera

Saat melihat air yang sudah tinggi, dia hanya bisa berusaha menyelamatkan diri bersama anak dan cucunya yang baru lahir. Saat ini Ayu hanya bisa berserah dan menerima ketetapan Allah SWT atas musibah yang dialami.

 
  (JIDDAN/METROPOLITAN)

"Insyaallah kalau rumah itu ada gantinya. Namanya musibah dari Allah, kita sabar atau enggak,"ucapnya lirih.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X