RADARDEPOK.COM—Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA), Japan Science and Technology Agency (JST), serta Indonesian Rubber Research Institute (IRRI/Puslit Karet) menyelenggarakan Joint Coordinating Committee (JCC) Meeting dan Seminar RubberTalks 2025 secara hybrid.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Project for Development of Complex Technologies for Prevention and Control of Rubber Tree Leaf Fall Disease (SATREPS), sekaligus menandai tahun terakhir pelaksanaan proyek tersebut.
Acara berlangsung di Aula Prof. Dr. Ir. Soemantri Brodjonegoro, FMIPA UI, Depok, dan dihadiri peneliti, akademisi, serta pemangku kepentingan dari Indonesia dan Jepang, baik secara luring maupun daring.
SATREPS merupakan kerangka kerja sama riset Indonesia–Jepang sejak 2008 yang berfokus pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk pembangunan berkelanjutan. Melalui proyek ini, kedua negara berkolaborasi dalam mengembangkan teknologi pencegahan dan pengendalian penyakit gugur daun pada pohon karet yang menjadi ancaman serius bagi produktivitas karet nasional.
Sebagai forum resmi monitoring dan evaluasi, JCC Ke-5 mengangkat tema. Yakni, “Toward Application of Joint Technologies for New Breeding of Natural Rubber Tree” yang mencerminkan fokus proyek pada integrasi dan penerapan hasil riset menuju pengembangan klon karet tahan penyakit berbasis pendekatan multidisiplin.
Selama lima tahun pelaksanaan, tim peneliti berhasil menghasilkan sejumlah capaian penting, antara lain kandidat fungisida baru, klon pohon karet yang lebih tahan penyakit, serta sistem deteksi dini berbasis kecerdasan buatan (AI) yang memanfaatkan data satelit dan drone. Kemajuan ini menjadi bukti sinergi ilmiah yang kuat antara Indonesia dan Jepang dalam merespons tantangan industri karet.
Baca Juga: Kolaborasi Lintas Sektor Terus Bergerak Mempercepat Penanganan dan Pemulihan Pascabencana di Sumbar
Dekan FMIPA UI, Prof. Tito Latif Indra, menegaskan urgensi inovasi ilmiah dalam menjaga keberlanjutan sektor perkebunan karet nasional.
“Penyakit gugur daun telah menjadi tantangan serius bagi petani dan industri karet. Melalui kolaborasi SATREPS, kita membangun pendekatan ilmiah terpadu—dari patologi tanaman hingga kecerdasan buatan—untuk deteksi dini dan pengendalian yang lebih efektif. Kami berharap hasil riset ini menjadi fondasi kuat bagi keberlanjutan industri karet Indonesia,” kata dia.
Kolaborasi proyek ini melibatkan UI, IRRI/Puslit Karet, JICA, JST, serta universitas-universitas mitra di Jepang seperti Gifu University, Maebashi Institute of Technology, dan Yokohama University. Setiap institusi berkontribusi sesuai bidang keahliannya, menciptakan pendekatan multidisiplin yang memperkuat integrasi riset dalam pencapaian tujuan proyek.
Sebagai forum monitoring dan evaluasi, JCC Meeting menjadi wadah bagi mitra proyek untuk melaporkan perkembangan riset, menyelaraskan agenda, serta membahas arah pengembangan teknologi menjelang penutupan proyek.
“Tim peneliti memaparkan capaian ilmiah, hasil survei lapangan, kemajuan model AI, serta integrasi data penginderaan jauh yang dikembangkan sepanjang penelitian,” kata dia.
Artikel Terkait
UI Peduli, Galang Solidaritas bagi Korban Bencana Alam : Salurkan Bantuan ke Warga Terdampak Erupsi Semeru dan Banjir Sumatera
UI Terima Permohonan Maaf Teguh Dartanto Soal Pelanggaran Integritas Akademik
Berikut Nama-Nama Dekan Baru UI Periode 2025 hingga 2029