RADARDEPOK.COM - Sebanyak 49 kantong darah dikumpulkan oleh Pemerintah Kota Depok, dalam aksi donor darah yang berlangsung, di Perpustakaan Kota Depok, Jumat (12/12) pagi.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kota Depok, sebagai rangkaian acara untuk memperingati Hari Disabilitas Internasional dan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional.
Kepala Dinas Sosial Kota Depok, Devi Maryori mengungkap, total pendaftar 79 orang. Namun yang lolos hanya 49 orang karena sejumlah faktor.
Baca Juga: Buntut Dugaan Pelesiran, Empat Pegawai RSUD ASA Depok Diperiksa BKPSDM
Devi merincikan, dari total 49 kantong darah tersebut, golongan terbanyak yang dikumpulkan adalah Golongan O dengan total 27 kantong, Golongan A 10 kantong, Golongan B 9 kantong dan Golongan AB dengan total 3 kantong.
"Dari total 79 orang yang mendaftar hanya 49 orang yang lolos. Yang ditolak itu kebanyakan karena hemoglobin (HB) rendah, sementara HB yang dibutuhkan itu minimal 12,5," beber Devi Maryori kepada Radar Depok, Jumat (12/12).
Selain HB rendah, Devi mengungkapkan, pendonor yang ditolak juga memiliki masalah pada tensi darah, penggunaan obat dalam jangka waktu yang dekat, serta kondisi kesehatan peserta yang tidak memungkinkan untuk melakukan donor darah.
"Alhasil, darah yang berhasil dikumpulkan hanya 49 kantong. Sedangkan target kami 200 kantong darah," beber Devi.
"Kantong darah yang sudah terkumpul itu akan kami serahlan ke PMI Kota Depok, untuk stok persediaan kantong darah bagi masyarakat yang membutuhkan," ucap Devi memungkasi. ***
Artikel Terkait
Kejari Depok Soroti Potensi Penyelewengan Program Rp300 Juta untuk RW
Ketua DPRD Kota Depok Ade Supriyatna Minta Pemkot Perluas Akses Transportasi Publik dan Sediakan Shelter Ojek Online
Banjir Bandang di Sumatera, Walikota Depok Supian Suri Ikut Evakuasi 43 Warga Jawa Barat : Korban di Sibolga Cari Kerabat di Abadijaya
Anggota DPRD Kota Depok Fanny Fatwati Putri Salurkan 10 Ribu Beasiswa PIP
Buntut Dugaan Pelesiran, Empat Pegawai RSUD ASA Depok Diperiksa BKPSDM
Kesaksian di Tengah Bencana Sumatera: Antara Penjarahan dan Kemanusiaan
Kisah Pasutri di Tapanuli Tengah: Kehilangan Rumah yang Banyak Kenangan