Mounia yang merupakan keturunan Aljazair adalah orang tua tunggal bagi Nahel. Aljazair merupakan bekas jajahan Prancis yang menyumbang sebagian besar imigrasi Afrika Utara ke Prancis.
Baca Juga: 5 Buku Inspiratif tentang Arti Kehidupan yang Akan Mengubah Pikiran
Kematian Nahel juga bergema melintasi Mediterania hingga Aljazair. Kementerian Luar Negeri Aljazair menyatakan keresahannya pada peristiwa itu dan menyebut Nahel sebagai warga negara Aljazair yang harus dilindungi oleh Prancis. Belum diketahui apakah Nahel memiliki kewarganegaraan ganda. Kantor HAM PBB (OHCHR) juga mengecam pembunuhan Nahel.
’’Ini adalah momen bagi negara (Prancis, Red) untuk secara serius menangani masalah rasisme dan diskriminasi dalam penegakan hukum,’’ tegas Juru Bicara OHCHR Ravina Shamdasani. Namun, Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan, dugaan diskriminasi sistemis di tubuh kepolisian sama sekali tidak berdasar.
Awalnya, pihak berwenang sempat tutup mulut tentang latar belakang etnis Nahel. Namun, penduduk dengan cepat mengetahuinya. Sama seperti AS, polisi Prancis dikenal agak rasis. Sebagian besar korban penembakan fatal oleh polisi adalah orang-orang Arab dan kulit hitam.
Baca Juga: Bencana Astrologi: Kisah Mengerikan Tabrakan Benda Angkasa Warga Depok Wajib Tau!
Polisi sempat menyatakan bahwa Nahel pernah beberapa kali berurusan dengan hukum. Jaksa Nanterre mengatakan, ada insiden menolak berhenti untuk pemeriksaan polisi.
Dia telah dipanggil untuk menghadap ke pengadilan anak di bawah umur pada September. Di hari kejadian, polisi mengatakan Nahel menarik perhatian mereka karena mengemudi dengan sembrono.
Namun, Nahel tidak memiliki catatan kriminal apa pun. Dia belum pernah ditangkap karena melakukan pelanggaran hukum. ’’Anda tahu bagaimana anak muda di usia 17 tahun,’’ ujar Saliha, tetangga Nahel.
Baca Juga: Kembangkan Fitur Chart Khusus Indonesia, Berikut 5 Daftar Lagu Teratas di Spotify
Dia menegaskan bahwa kesalahan ringan remaja belasan tahun tidak bisa dijadikan alasan untuk membunuh mereka.
Setali tiga uang, Catherine, tetangga lainnya, juga berpendapat sama. Dia menegaskan bahwa Nahel seperti dibunuh dua kali. Satu oleh peluru polisi. Satu lagi dengan cara menodai reputasinya. Padahal di lingkungannya, Nahel dikenal sebagai pemuda yang baik.
Le Parisien melaporkan bahwa pada 2021 Nahel mendaftar pada kursus yang mengarah ke kualifikasi kelistrikan di sekolah menengah Louis Bleriot di dekat Suresnes. Remaja tersebut juga anggota klub rugbi Pirates of Nanterre, itu adalah bagian dari program integrasi untuk remaja putus sekolah yang dijalankan oleh sebuah asosiasi bernama Ovale Citoyen.
Baca Juga: Polri Bongkar Sindikat Perdagangan Bayi di Sulteng dan Bekasi
Presiden Ovale Citoyen Jeff Puech mengungkapkan bahwa Nahel memang putus sekolah, tapi dia bukan seorang bandit. Dia justru ingin berhasil di hidupnya.
Artikel Terkait
Perlintasan Rel Kereta Liar di Depok Bakal Ditutup Permanen Semua, KAI Tunggu Hasil Pertemuan
DKP3 Depok Masih Awasi Kesehatan Hewan Kurban Sampai H+3
Sisa 9 Hari, Parpol di Depok Belum Lengkapi Berkas 699 Bacaleg
Kakak-Adik di Depok yang Dirudapaksa Ayah Tiri Depresi, Arist Merdeka Sirait Bakal Turun Gunung
Kakak Beradik Dirudapaksa Ayah Tiri di Depok, Wakil Walikota Pastikan Korban Dapat Pendampingan