Panas Mendidih di Jambore Pramuka Sedunia, 42 Pramuka Depok Bertahan di Korsel

RADARDEPOK.COM – Panas mendidih saat Jambore Pramuka Dunia 2023 di wilayah Saemangeum, Provinsi Jeolla Utara, Korea Selatan (Korsel), juga dirasakan puluhan Pramuka asal Kota Depok, Minggu (6/8).

Perwakilan dari 5 sekolah di Depok ini hanya mengalami biang keringat saat hadir di Negeri Gingseng sejak Minggu 30 Juli 2023.       

Salah satu unit leader Kontingen Indonesia asal Kota Depok, Andi Ina Gustina membenarkan, kondisi yang berada di wilayah Saemangeum sedang dilanda gelombang panas yang menyebabkan banyaknya peserta yang tumbang sakit.

Baca Juga: Pelaku yang Nekat Habisi Nyawa Adik Tingkat di UI Depok Dituntut Hukuman Mati

“Benar, ini cuacanya sangat panas, hal ini dirasakan oleh semua peserta kegiatan ini, termasuk perwakilan asal Depok,” ujar dia kepada Harian Radar Depok, Minggu (6/7).

Ina mengatakan, akibat cuaca panas tersebut para peserta asal Kota Depok tak mengalami sakit yang begitu parah. Hanya saja mengalami sakit maag, dikarenakan aktifitas yang padat di wilayah tersebut.

“Kalau terkait panas si hanya mengalami kulit menjadi sedikit merah, biang keringet dan dehidrasi,” kata dia.

Baca Juga: Namanya Mencuat Maju sebagai Walikota Depok di Pilkada, Supian Suri : Lihat Nanti

Menurut dia, antisipasi pemerintah setempat dan panitia sudah sangat baik dalam menghadapi cuaca ekstrem di wilayah tersebut. Seperti penambahan pasokan air minum, toilet umum dan kipas portable.

“Saya juga apresiasi kepada pemerintah disini yang memberikan fasilitas yang layak dalam menghadapi ini, sesekali panitia juga menyemprotkan air agar tidak terlalu panas,” ungkap dia kepada Radar Depok dari Korsel.

Selain itu, akibat dari cuaca panas tersebut, panitia pada kegiatan Jambore Pramuka Dunia sudah mengurangi kegiatan yang sifatnya onsite atau kegiatan yang aktifitasnya berada di tengah lapang.

Baca Juga: Uji Coba SSA Jalan Nusantara Diundur, Ini Penjelasan Dishub Depok

“Hal ini untuk mengurangi peserta yang tumbang akibat cuaca panas yang sangat ekstrem,” ujar dia.

Ina mengatakan, kegiatan yang dikurangi seperti, kegiatan memanah, berkuda, memasak makanan tradisonal ala korea, pioneering dan semua ketrampilan yang berada di dalam Pramuka.