RADARDEPOK.COM - Penyedia pemberian makanan tambahan (PMT) Kota Depok buka suara memberikan penjelasan terkait menu program stunting dengan anggran Rp4,9 miliar.
Koordinator sawangan, Kamal, mengatakan anggaran yang diterima Dinas Kesehatan (Dinkes) sebesar Rp18.000 namun belum termasuk dalam potongan pajak.
"Memang ini menjadi liar isitilahnya Rp18.000 itu yang diterima kepada vendor. Kalo ga untung ga mungkin kami jalanin," ujar Kamal.
Dalam Konteks ini, Kamal, mejelaskan pengadaan PMT dilakukan melalui MBIZ Market, dan ada beberapa potongan yang perlu diperhitungkan.
Jadi di MBIZ Market ada yang namanya PPH potongannya itu 2 persen. Potongan ini bukan dari Dinkes, tapi memang secara sistem MBIZ Market.
Lanjut, Kemudian, ada potongan lagi, kalau yang punya NPWP itu 2 persen, kalau yang tidak punya sekitar 4 persen. Potongan berikutnya adalah ongkos kirim Rp2.000.
Lalu kemasan sekitar Rp2.500 untuk satu hari, tapikan ini harganya bisa sampai Rp 10.000 satu toples plus stiker bergambar wali kota dan wakilnya.
"Setelah menghitung potongan-potongan tersebut, total yang kami terima untuk satu porsi PMT, termasuk menu kudapan dan makanan besar, sekitar Rp12.780," papar Kamal.
Kamal, mennyampaikan, dalam satu minggu, harus membuat 6 menu kudapan untuk 6 hari, dan 1 hari menu makan besar.
Baca Juga: Unik! Ade Supriyatna Menilai Isu Makanan Stunting Ada Beragam Motif, Salah Satunya Motif Politis
"Sebelum kami diunjuk sebagai PMT, kami dikasih sosialisai menu dari Dinkes, Nah yang jadi maslah viral itu menu kudapan ada tahu, tempe, otak-otak dll," ujar Kamal.
Kamal, membeberkan, bahwa pihaknya melalukan inisiatif untuk menyubsidi dari keuntungan yang diperoleh menu kudapan atau cemilan menjadi menu menu makan besar.
"Untuk menu besar itu jika Rp12.780, kan ga cukup menu makananya jadi kita sebagai vendor menghitung hitung, akhirnya kami melakukan subdsidi silang dari keuntungan menu kudapan," beber Kamal.