Usai menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, ETH langsung menggelar konfrensi pers di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta.
Dirinya yang didampingi kuasa hukum mengelak telah melakukan tindak pelecehan seksual pada dua karyawannya itu.
ETH menyampaikan, kejadian ini telah menghancurkan nama baiknya. Bahkan prestasi serta karirnya hancur seketika dengan fitnah pelecehan seksual itu.
“Saya tidak pernah berpikir akan ada kejadian ini. Ini menjadi titik terendah dala diri saya. Semua yang sudah saya bangun (nama baik, karir, dan prestasi) hancur dalam sekejap,” ungkapnya dihadapan media.
Tak hanya itu, kata ETH. Dirinya juga memiliki istri dan anak yang sudah besar, harus menanggung beban dan rasa malu serta kesedihan atas kejadian ini.
Atas dugaan kasus yang menimpanya, ETH menduga ada sengaja yang dibuat dari kejadian ini sebab bertepatan dengan pemilihan Rektor Universitas Pancasila yang berlangsung Maret 2024.
“Saya cari-cari motifnya mereka itu apa, ini hanya masih dugaan saya karena bertepatan dengan sama pemilihan rektor UP. Saya rektor terpanjang,” lanjutnya.
Menanggapi kasus pelecehan buntut dari pemilihan rektor, Wakil Rektor 4 Universitas Pancasila, Diennaryati Tjokrosuprihatono mnamnpik, kasus dugaan pelecehan seksual itu tidak ada kaitannya dengan proses pemilihan rektor baru yang telah bergulir.
"Tidak ada hubungannya dengan pemilihan rektor. Sama sekali enggak ada," kata Diennaryati saat konferensi pers di Kampus UP, Selasa (27/2/2024).
Baca Juga: Catat! Wisata Air Terbaru Bogor Aquagame, Gelar Promo Tiket Lebih Murah Rp55.000, Ini Syaratnya!
Sementara itu, Sekretaris Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila (YPPUP) Yoga Satrio menambahkan, proses pemilihan rektor sudah berjalan sejak Januari 2024 dan diharapkan akan selesai akhir pada Maret 2024.
"Tanggal 2 April sudah ada rektor baru," ujar dia.
Yoga juga memastikan, bahwa pelaporan dugaan pelecehan seksual itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan proses pemillihan rektor.
"Kita tetap jalan sesuai ketentuan di UP bahwa rektor harus ada panitia 3 bulan sebelumnya. Kita bentuk itu. Tidak pernah lapor setelah kejadian, lalu lapornya ke polisi. kita enggak pernah menerima laporan baik lisan maupun tertulis," tutup Yoga. (***)