Baca Juga: Waspada! Sesar Citarik dan Baribis Ancam Depok, Ini Empat Kecamatan yang jadi Titik Rawan
Situasi sempat memanas ketika massa mendesak masuk ke halaman Markas Brimob. Mereka mencopot papan nama Brimob, menyalakan petasan, hingga meneriakkan slogan menolak kekerasan.
Bentrokan pun pecah ketika aparat menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Sejumlah pengunjuk rasa mengalami sesak napas akibat paparan gas tersebut.
Tidak hanya di Markas Brimob, lebih dari seribu orang juga melakukan aksi di depan Polda Metro Jaya. Mereka berasal dari gabungan komunitas ojol, mahasiswa, hingga masyarakat umum. Bentrokan kembali terjadi saat iring-iringan kendaraan polisi keluar dari Polda.
Massa menghadang, melempari kendaraan dengan batu hingga menghancurkan satu unit mobil voorijder. Akhirnya, rombongan kembali masuk ke dalam Polda.
Baca Juga: Torehan PAD Depok Sampai Juli Turun : Pemkot Lakukan Strategi Peningkatan
Tuntutan Massa: Hukuman Tegas dan Reformasi Polri
Dalam pertemuan dengan Kapolda Metro Jaya, para mahasiswa menuntut reformasi kepolisian, termasuk menyeret atasan yang memberikan perintah kepada anggota yang mengendarai rantis. Mereka juga mendesak pembebasan para pendemo yang sebelumnya diamankan polisi.
“Pimpinannya juga harus diseret ke pengadilan,” kata salah satu perwakilan mahasiswa.
Massa juga meminta proses hukum dilakukan secara transparan. Mereka tidak ingin kasus ini berhenti pada pelaku di lapangan saja. Desakan untuk mereformasi kepolisian pun semakin keras terdengar, terlebih setelah muncul dugaan penggunaan kekuatan berlebihan terhadap warga sipil.
Solidaritas Meluas ke Berbagai Kota
Tidak hanya di Jakarta, aksi serupa juga terjadi di Solo, Bandung, Surabaya, dan Medan. Di Solo, ribuan pengemudi ojol mendatangi Markas Brimob Batalyon C Pelopor. Mereka berorasi sambil meneriakkan kata “pembunuh”.
Baca Juga: Incinerator Ditolak, DLHK Depok Minta Pendampingan Hukum ke Kejari
Situasi kian memanas ketika massa menggoyang pagar markas hingga roboh. Aparat kemudian menembakkan gas air mata untuk memukul mundur massa, namun mereka kembali bergerak mendekati markas sambil membakar pembatas jalan.