Minggu, 21 Desember 2025

Waspada! Sesar Citarik dan Baribis Ancam Depok, Ini Empat Kecamatan yang jadi Titik Rawan

- Jumat, 29 Agustus 2025 | 08:00 WIB
Sesar Citarik aktif menyebabkan gempa bumi yang terjadi di Kota Bogor. (FB Info Gempa Dunia)
Sesar Citarik aktif menyebabkan gempa bumi yang terjadi di Kota Bogor. (FB Info Gempa Dunia)

RADARDEPOK.COM – Warga Kota Depok jangan kebangetan asing dengan bencana gempa bumi darat. Ada dua sesar (patahan) yang mengancam 2,1 juta jiwa. Sewaktu-waktu bisa memicu goyangan besar. Namanya Sesar Citarik dan Sesar Baribis.

Berdasarkan peta Badan Meteorologi, Klimatoligi dan Geofisika (BMKG), Kecamatan Cinere, Limo dan Cimanggis dilintasi Sesar Baribis, sementara Kecamatan Tapos dilalui Sesar Citarik.

Ketua Program Studi Geologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Indonesia (UI), Reza Syahputra mengatakan, Kota Depok menjadi salah satu wilayah yang dilalui sesar, terutama Citarik, yang membentang dari Kota Bekasi hingga Palabuhan Ratu.

“Sampai saat ini hanya Citarik saja, dalam melihat garisnya di peta ada di sebagian wilayah Tapos,” ujar dia kepada Radar Depok, Kamis (28/8).

Reza Syahputra menjelaskan, Sesar Citarik termasuk sesar aktif yang memanjang dari Bekasi, memotong kota Bogor, termasuk Kota Depok dan menerus hingga ke Pelabuhan Ratu dengan orientasi timur laut - barat daya.

Baca Juga: Polres Metro Depok Cegah Pelajar Ikut Unjuk Rasa ke Jakarta, Kombes Abdul Waras : Tugas Mereka Belajar

“Pergerakan sesar ini merupakan jenis strike-slip sinistral dan memiliki beberapa segmen dengan sejarah kegempaan dan kekuatan gempa yang berbeda,” kata dia

Sebagai contoh, lanjut Reza Syahputra, gempa bumi dengan kekuatan 5.0 M yang pernah terjadi di area Kabupaten Sukabumi pada 10 Maret 2020, dan gempa terbaru yang terjadi pada 10 April 2025 di Kota Bogor dengan kekuatan 4 .1 M memperlihatkan bahwa kedua kejadian gempa tersebut berada tepat di jalur Sesar Citarik.

Berdasarkan katalog kegempaan Badan Geologi sesar ini telah aktif setidaknya sejak tahun 1962. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM juga memperikrakan bahwa Sesar Citarik telah aktif sejak belasan juta tahun lalu.

“Namun, penelitian terbaru mengenai Sesar Citarik masih dalam tahap investigasi, sehingga belum diketahui karakteristik detil sesar tersebut dan dampak yang ditimbulkan,” ungkap dia.

Menurut Reza Syahputra, bagi wilayah yang dilalui sesar memiliki dampak yang cukup besar. Apalagi, semakin padat suatu kota, maka akan semakin berbahaya ketika terjadi gempa. Terutama jika bangunan di sekitarnya tidak dibangun dengan rancangan anti gempa.

“Namun, dampak ini dapat dikurangi risikonya dengan mengetahui mitigasi kebencanaan dan alur komunikasi yang tepat,” ungkap dia.

Reza Syahputra menuturkan, peran pemerintah begitu penting dalam meminimalisir dampak yang terjadi bagin wilayah yang dilalui sesar. Seperti, sosialisasi dan pendidikan mengenai kebencanaan gempa menjadi prioritas bagi pemerintah setempat.

“Sebagai contoh, cerita turun temurun masyarakat Simeulue (Smong) yang menyelamatkan banyak nyawa rakyatnya ketika terjadi tsunami,” tutur dia.

Bahkan, ujar Reza Syahputra, sebaiknya dirancang suatu kurikulum kebencanaan untuk setiap sekolah dan setiap instansi pemerintah, swasta, dan organisasi masyarakat. Dan juga, harus rutin melakukan simulasi kebencanaan gempa agar mengetahui apa yang harus dilakukan ketika gempa terjadi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X