RADARDEPOK.COM – Demam Berdarah Dengue (DBD) cukup menghantui bagi warga Kota Depok. Ribuan orang sudah terjangkit dari virus yang disebabkan gigitan Nyamuk Aedes Aegypti tersebut.
Sepanjang Januari hingga September 2025, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok mencatat bahwa jumlah warga Depok yang terjangkit DBD mencapai 2.328 orang. Dua di antaranya meninggal dunia. Data ini dihimpun Dinkes Kota Depok berdasarkan laporan rutin dari 11 kecamatan di Kota Depok.
“Perkembangan situasi kasus DBD di Kota Depok sepanjang Januari hingga September 2025, mencapai 2.328 kasus,” ungkap Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kota Depok, Titin Hardiana kepada Radar Depok, Minggu (5/10).
Baca Juga: DUSTA! Developer Dinilai Ingkar Janji Soal Fasum-Fasos, Perumahan Hukoci Bermasalah
Dari ribuan data warga yang terjangkit DBD tersebut, Titin mengungkap, pada Januari 2025 merupakan jumlah kasus temuan DBD yang paling banyak dibanding bulan yang lain, dengan 332 warga terjangkit.
“Pada Januari kami mencatat ada 332 kasus. Ini yang paling banyak pada tahun ini. Sedangkan pada Februari ada 249 kasus. Maret 212 kasus. April 239 kasus. Mei 239 kasus. Juni 264 kasus. Juli 294 kasus. Agustus 257 kasus, dan September 242 kasus,” beber Titin.
Data tersebut didapat dari laporan 24 rumah sakit di Kota Depok, beber Titin, terlihat bahwa jumlah kasus DBD relatif menurun setelah Januari, namun kembali mengalami peningkatan pada Juni dan Juli, sebelum stabil pada kisaran 240 hingga 260 kasus per bulan.
“Kasus tertinggi tercatat di Kecamatan Sawangan sebanyak 411 kasus. Disusul Kecamatan Beji sebanyak 255 kasus, Sukmajaya 255 kasus, dan Cimanggis 245 kasus. Adapun kasus terendah tercatat di Kecamatan Cinere sebanyak 51 kasus,” jelas Titin.
Lebih lanjut, Titin mengungkap, adapun gejala DBD yang perlu diwaspadai yakni demam tinggi mendadak dua hingga tujuh hari. Nyeri kepala, nyeri otot, atau nyeri sendi. Mual, muntah, dan nafsu makan menurun. Bercak merah pada kulit atau tanda perdarahan (mimisan, gusi berdarah).
“Tanda bahayanya itu perut terasa nyeri hebat, muntah terus-menerus, muntah darah atau BAB hitam, lesu, tangan dan kaki terasa dingin,” beber Titin.
Untuk penanganan awalnya, sambung Titin, dapat dilakukan dengan beristirahat cukup dan minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi. Konsumsi obat penurun panas (parasetamol) sesuai anjuran. Hindari penggunaan obat yang mengandung aspirin atau ibuprofen.
“Apabila muncul tanda bahaya, segera bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut,” ujar Titin.
Sebagai langkah penanggulangan atau pengendalian DBD di Kota Depok, Titin mengatakan, Dinas Kesehatan Kota Depok telah melakukan upaya intensif. Di antaranya penguatan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus melalui partisipasi masyarakat.
Baca Juga: Hore, Guru Penanggungjawab MBG di Depok dapat Rp100 Ribu
Kemudian fogging fokus pada wilayah dengan peningkatan kasus. Surveilans ketat terhadap laporan kasus dari fasilitas kesehatan. Penyuluhan dan edukasi masyarakat terkait kewaspadaan dini gejala DBD serta upaya pencegahan di lingkungan tempat tinggal. Pembentukan Kampung Bersih Bebas Jentik di Kecamatan Pancoranmas dan Beji.