RADARDEPOK.COM - Di Kecamatan Muara Ampolu, Tapanuli Selatan, deru sungai yang biasanya menenangkan berubah menjadi bencana pada Selasa, 25 November 2025.
Tanpa tanda-tanda yang jelas, air bah menerjang, menghantam rumah-rumah, dan menenggelamkan seluruh kampung dalam hitungan menit.
Elmina Narambe (52) berhasil lolos dari maut banjir bandang yang menghilangkan kampung halamannya.
Elmina menceritakan, bagaimana dirinya terjebak sendirian di rumah, dengan air yang terus naik hingga mencapai ketinggian lebih dari 2 meter.
Hanya dua karung beras dan sedikit barang-barang yang sempat diselamatkan. Elmina pun terpaksa mengungsi setelah diselamatkan seorang untuk berada di ketinggian.
Saat itu, Ia bertahan bersama warga lainnya, selama 4 malam 3 hari, tanpa listrik dan alat komunikasi. Sehingga sulit memberikan kabar kepada sanak saudaranya.
Baca Juga: Ibu yang Buang Bayi di Toilet Stasiun Citayam Depok Ditangkap, Polisi Sebut Alami Gangguan Kejiwaan
"Saya tidak sempat menyelamatkan banyak barang, hanya diri saya sendiri," ujarnya dalam wawancara.
Keadaan menjadi lebih menyakitkan ketika sumber air bersih habis. Tanpa pilihan lain, Elmina dan beberapa warga yang juga terjebak terpaksa menggunakan air banjir keruh sebagai air minum.
"Kami saring dengan kain, biarkan semalaman sampai agak jernih, baru masak dan minum," katanya dengan nada yang tertekan.
Baca Juga: Distribusi Energi Aceh Mulai Bangkit, Suplai BBM dan LPG Aceh Dipastikan Aman Bertahap
Setiap teguk air itu bukan hanya untuk menghilangkan dahaga, tapi juga pertaruhan untuk tetap sehat di tengah kondisi yang tidak layak.
Untuk makan, ia sempat menyelamatkan dua karung beras, sehingga bisa dikonsumsi bersama warga lainnya.