RADARDEPOK.COM - Dua minggu sudah, pasangan suami-istri (Pasutri) di wilayah Batu Gerigis, Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah meratapi rusaknya rumah yang menyimpan banyak kenangan.
Pasutri itu adalah Safran Simanulang (53) dan Daraini Hasugian (55). Rumah yang mereka tinggali selama lebih dari 25 tahun, rusak dalam semalam dihantam besarnya banjir yang melanda Kabupaten Tapanuli Tengah, pada 25 November 2025 lalu.
Rumah yang berada di tepi pantai itu, hilang dalam semalam, diterjang banjir yang dikirim dari aliran sungai.
Rusaknya rumah pasangan nelayan itu membuat mereka tidak bersemangat untuk mencari ikan. Selama dua pekan lebih, mereka terus meratapi rumahnya.
Baca Juga: 25 Warga Jabar Terisolasi di Takengon, Gubernur Dedi Mulyadi Siap Evakuasi dengan Helikopter
Daraini Hasugian (55) menyebut, tak hanya bangunan yang hilang, tetapi juga kenangan yang ia simpan selama puluhan tahun.
"Banyak kenangan di rumah ini. Aku ngurus anak menantu di sini. Mereka tinggal di Medan, menantuku keturunan Tionghoa. Waktu mau melahirkan, dia datang ke sini. Ya saya urus lah, namanya juga sayang sama anak," ucap Daraini getir pada Jumat, 12 Desember 2025.
Menurut Daraini, kenangan-kenangan itu ia simpan sendiri karena sulit bagi dirinya untuk menceritakan semuanya secara utuh kepada orang lain. Kini, yang tersisa hanyalah sisa-sisa bangunan yang telah roboh tersapu air.
Kini, Daraini dan Safran bersama tiga anggota keluarga lainnya menumpang di rumah warga. Mereka belum tahu kapan bisa kembali membangun hunian yang baru.
“Bisa dibaguskan? Banyak duit kan? Kemana duit dicari, itu yang dipikirkan,” ucap Daraini lirih.
Sebanyak 14 rumah di lingkungan mereka rusak total akibat banjir ini. Untuk sementara, bantuan yang datang baru berupa bahan makanan dari warga dan donatur pribadi.
“Beras, mie sudah banyak. Tapi yang ngecek perbaikan rumah belum ada,” kata Daraini.
Meski kehilangan banyak hal, pasangan ini tetap menyimpan harapan yang sederhana, dapat memperbaiki rumah yang telah puluhan tahun ditempati.