RADARDEPOK.COM - Penyerang Majelis Ulama Indonesia (MUI) Mustofa tewas setelah melakukan aksinya. Belum diketahui penyebab tewasnya pria berusia 60 tahun itu, Selasa (2/5). Namun, kegilaan rekam jejak Mustofa mulai terungkap. Dari mengaku wakil nabi, merusak kantor DPRD Lampung, hingga kini menyerang kantor MUI dengan air soft gun.
Kronologi polisi, pelaku penyerangan itu datang ke kantor MUI Pusat pukul 11:24 WIB. Pelaku mengaku ke staf resepsionis ingin bertemu dengan Ketua MUI. Namun, tidak bisa menjelaskan kepentingannya untuk bertemu.
Mustofa terus memaksa hingga akhirnya petugas pengamanan dalam (Pamdal) mengamankan pelaku. DI saat itu Mustofa malah melakukan penyerangan dengan senjata. Akibatnya, dua orang staf resepsionis terluka. Saat kejadian juga kaca kantor MUI pecah, belum diketahui karena tertembak atau tertabrak staf yang menyelamatkan diri.
Baca Juga: Terduga Pelaku Penembakan Sempat Minta Bertemu Pimpinan MUI
Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto mengatakan, senjata yang digunakan bila diperiksa secara kasat mata, diduga air soft gun. “Dilihat dari gambarnya ada gotrinya, lalu ada tabungnya. Tapi, untuk detilnya kami periksa di Laboratorium Forensik, apa jenis senjatanya,” papar Kapolda Metro Jaya.
Setelah melakukan penyerangan, pelaku ini keluar dari kantor MUI. Petugas Pamdal mengejar dan mengamankan pelaku. ”Beberapa saat diamankan, pelaku pingsan dan dibawa ke polsek lalu ke Puskesmas Menteng,” ujar dia.
Dari sejumlah foto dan video yang beredar, saat pelaku penyerangan diamankan petugas diduga sudah pingsan. Pelaku tampak mengenakan baju kotak-kotak dan sedang digotong oleh sejumlah petugas untuk diamankan.
Baca Juga: Jenis Senjata Terduga Pelaku Penembakan MUI Terungkap, Begini Kata Polisi
Karyoto mengatakan, di Puskesmas Menteng, dokter menyatakan pelaku meninggal dunia. Untuk penyebab meninggal, masih didalami dengan pemeriksaan berupa otopsi. ”Apakah punya penyakit atau yang lain-lainnya belum bisa disimpulkan,” jelas dia.
Karyoto menuturkan, diketahui dari identitas yang dibawa pelaku, penyerang berdomisili di Lampung. Saat ini petugas berkoordinasi dengan Polda Lampung untuk mengetahui latar belakang pelaku. ”Kami kirim petugas ke Lampung untuk mendalami,” ujarnya.
Saat ini petugas sedang mendalami kemungkinan pelaku terhubung dengan kelompok teroris. Koordinasi dilakukan dengan Densus 88 Anti Teror. ”Masuk jaringan atau tidak,” tambah Irjen Karyoto di kantor MUI kemarin.
Baca Juga: Polisi Dalami Penyebab Tewasnya Terduga Pelaku Penembakan Kantor MUI
Kabid Humas Polda Lampung, Kombespol Zahwani Pandra Arsyad mengatakan, pelaku penyerangan ke MUI berinsial M tersebut pernah melakukan perusakan di salah satu obyek vital di Lampung, yakni DPRD Lampung. Perusakan itu dilakukan pada 2016 yang lalu. ”Sudah divonis dalam kasus perusakan itu beberapa bulan,” ujarnya.
Memang dalam perusakan kantor DPRD itu, diketahui pelaku juga mengaku sebagai wakil Nabi Muhammad. Menurutnya, hal yang sama dilakukan saat menyerang kantor MUI. ”Dilakukan juga saat menyerang MUI,” urainya.
Sementara itu, Dirkrimum Polda Metro Jaya, Hengki Haryadi mengatakan, telah berkoordinasi dengan Densus 88 dan dipastikan pelaku tidak termasuk dalam jaringan teroris. Karena itu pelaku dikategorikan lone wolf atau pelaku tunggal dalam melakukan aksinya. ”Penyelidikan Densus 88, pelaku tidak masuk jaringan teror,” tuturnya kemarin.