utama

Prancis Rusuh, Polisi Tahan 3 Ribu Remaja, Rumah Walikota Dibakar

Senin, 3 Juli 2023 | 08:15 WIB
Protestors flee from an exploding firework on a street in Nice, south-eastern France early July 2, 2023, during the fifth night of rioting following the shooting of a teenage driver in the Parisian suburb of Nanterre on June 27. The French government said July 2, that hundreds more had been arrested in a fifth night of rioting sparked by the police killing of a 17-year-old, as police deployed reinforcements to flashpoint cities around the country. Protesters, mostly minors, have torched cars, damaged infrastructure and clashed with police in an outpouring of rage since an officer shot Nahel M. point blank as he attempted to flee a traffic stop. (Photo by Valery HACHE / AFP) (VALERY HACHE)

 

RADARDEPOK.COM – Kesedihan menyelimuti prosesi pemakaman Nahel Merzouk di Masjid Ibn Badis di Nanterre, Prancis, Sabtu (1/7). Ratusan orang datang untuk menyalati Nahel sebelum dimakamkan di pemakaman setempat

Setidaknya ada lebih dari 300 orang yang tidak bisa memasuki masjid karena sudah penuh. Mereka memilih berdoa di luar masjid.

Tidak ada polisi yang berjaga di area masjid. Mereka ditempatkan di jalanan sekitar masjid dan area yang akan dilalui oleh iring-iringan pelayat ke pemakaman. Pihak keluarga menyewa puluhan mediator yang bertindak sebagai penghubung antara masyarakat dan para pejabat setempat.

Baca Juga: The HMS Band Suarakan Bahaya BLBI Gate Lewat Seni Musik

Mereka diminta untuk menjaga ketertiban dan menghentikan siapa pun yang merekam ataupun mengambil foto. Aturan itu juga berlaku untuk para pekerja media. Ibu Nahel, Mounia, ingin prosesi pelepasan putra semata wayangnya tersebut dilakukan dengan khusyuk.

Dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi Prancis, Mounia mengungkapkan bahwa dirinya hanya marah kepada petugas kepolisian yang membunuh anaknya. Dia tidak marah pada seluruh jajaran kepolisian.

’’Seorang petugas polisi tidak bisa mengambil senjatanya dan menembaki anak-anak kami, mengambil nyawa anak-anak kami,’’ terang Mounia.

Baca Juga: Mentri BUMN Erick Thohir: Korupsi Waskita Beton Terjadi Jauh Sebelum 2019

Dia mengungkapkan, kalimat terakhir yang diucapkan Nahel di hari kematiannya adalah bahwa dia mencintai sang ibu. Saat itu, mereka keluar rumah di waktu yang sama untuk pergi bekerja. Nahel bekerja menjadi kurir pengantar barang.

’’Dia memeluk dan mencium saya, lalu berkata bahwa dia mencintai saya. Saya katakan kepadanya agar berhati-hati,’’ kenang Mounia. Baginya, Nahel adalah segalanya. ’’Saya hanya memilikinya, dia sahabat terbaik saya, putra saya, dan kami sangat dekat,’’ tambahnya.

Nahel selama ini dikenal sebagai sosok yang baik dan selalu bahagia. Kawan-kawannya menyebut bahwa suasana hati pemuda 17 tahun tersebut hampir selalu bagus. Dia jarang marah atau bersedih.

Baca Juga: Berikut Ini Tarif LRT Jabodebek yang Mulai Beroperasi Agustus 2023

Karena itu, orang-orang di sekelilingnya begitu sedih ketika tahu Nahel meninggal dengan cara mengenaskan. Selasa (27/6) lalu dia ditembak mati oleh polisi karena mobilnya tidak berhenti saat melanggar rambu lalu lintas di Nanterre.

Pemuda keturunan Aljazair dan Maroko itu dibesarkan di area perkebunan bernama Pablo Picasso di Vieux-Pont, Nanterre, pinggiran Kota Paris. Area tersebut menjadi rumah bagi banyak imigran.

Halaman:

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB