RADARDEPOK.COM – Tindakan keji yang dilakukan Rifki Azis Ramadhan (RAM) yang menghabisi ibunya berpuluh kali tusukan hingga meregang nyawa, tidak bisa dibenarkan.
Apalagi, RAM juga melukai bapaknya Bakti Azis Munir (BAM), di Jalan Takong RT3/8 Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, Kota Depok, Kamis (10/8).
Menurut Psikolog Klinis dari Fakultas Psikologi Universitas Pancasila, Maharani Ardi Putri mengungkapkan, individu yang sudah berusia di atas 20 tahun seharusnya sudah mampu memiliki kontrol emosi yang baik.
Baca Juga: Pelebaran Jalan Raya Sawangan Depok, Menteri PUPR Sebut Macet Tapi Solusinya?
"Sebetulnya kalau usia 23 tahun itu mereka seharusnya sudah memiliki kontrol yang cukup terhadap emosi, harusnya regulasi emosinya sudah jalan," terang Putri Langka -sapaan Maharani Ardi Putri-.
Walaupun misalnya hubungan antara anak dengan orang tua ada perselisihan dan semacamnya. Putri Langka menyampaikan, sewajar-wajarnya tidak sampai terjadi ekskalasi ke perilaku yang agresif, sampai terjadi masalah seperti kejadian tersebut.
"Namun, karena tidak tahu persis perjalanan kedua pihak tersebut. Jadi, saya lebih melihat bahwa orang bisa sampai menusuk berulang kali itu berarti memang punya amarah yang amat sangat," ujar Putri Langka.
Baca Juga: Depok Buka Lowongan 100 PPPK, Catat Tanggal Pendaftaran dan Formasi yang Dibutuhkan!
Putri Langka mengungkapkan, perlunya belajar menguasai kemampuan mengelola emosi untuk menyelesaikan amarah. "Berarti orang perlu belajar untuk melakukan pengelolaan emosi, karena kalau tidak, emosi akan menumpuk," tutur Putri Langka.
Ketika tumpukan emosi tumbuh semakin besar, lanjut Putri Langka, semakin berat dan dengan kapasitas semua manusia terbatas, sudah tidak mampu menahan lagi. Maka akan bisa meledak seperti kejadian tersebut.
"Jadi, ada baiknya itu disadari oleh semua orang bahwa segala macam emosi negatif dalam hal kemarahan, kecewa, sedih dan segala macam itu memang harus menemukan cara pelepasan yang tepat. Karena sudah bisa melihat banyak contoh dimana emosi negatif yang ditumpuk akan menghasilkan ledakan emosi dan perilaku agresif,” jelas Putri Langka.
Ketika amarah tersebut sudah berkumpul pada satu titik, tambah Putri Langka, maka akan meledak.
"Dikarenakan kapasitasnya saya bukan pemeriksa. Setidaknya yang bisa dipahami adalah emosi itu sudah pasti hasil dari emosi-emosi kecil lainnya yang sudah ditahan selama ini," ungkap Putri Langka.
Putri Langka menyampaikan, semua orang berpotensi menjadi pelaku. Oleh karena itu, perlunya pengelolaan emosi dan kewaspadaan terhadap perilaku orang sekitar sangatlah penting.