Baca Juga: Polusi Jabodetabek Menggila, Jokowi Minta Hybird Working hingga Pancing Hujan
Selain pengelolaan emosi tentu masih banyak kemampuan lain yang perlu dikembangkan, seperti strategi pemecahan masalah, komunikasi asertif dan penilaian benar-salah.
"Mungkin kita semua potensi menjadi pelaku maupun korban, Kalau begitu, caranya ya mengelola. Mungkin terkadang juga harus waspada terhadap perubahan perilaku orang sekitar," terang Putri Langka.
Putri Langka menegaskan, pentingnya mengontrol emosi dan berwaspada. "Jadi, lebih pada mengontrol emosi dan juga waspada, karena tidak tahu semua orang dalam kondisi seperti apa. Sehingga, kita juga perlu belajar membaca kondisi psikologis seseorang," ungkap Putri Langka.
Baca Juga: Imam Budi Hartono Cari Jodoh di Pilkada Depok, Dari Farida Sampai Supian Suri
Saat dilakukan pemeriksaan, kepada polisi, Rifki kelahiran Desember 2000 ini berdalih sakit hati karena sering dimarahi kedua orang tuanya. Ia merasa menjadi pelampiasan orang tuanya dengan kemarahan sejak duduk di bangku SD.
"(Dimarahi) dari SD, SMP. Alasan (dimarahi), ya mungkin mereka sendiri melampiaskan apa yang terjadi sama mereka. Melampiaskannya ke saya," kata Rifki.
Selama masa-masa itu, Rifki berdalih memendam semua rasa dampak dari kemarahan kedua orang tuanya. Ia merasa sakit hati namun harus pura-pura kuat menerima semua itu.
Baca Juga: 33 Bacaleg Depok Terancam Dicoret dari Pemilu, Diberi Waktu 2 Hari Perbaiki Syarat
"Saya menaruh sakit hati. saya menaruh kebencian yang saya setiap harinya menangis tapi harus pura-pura kuat," ujarnya.
Rifki berdalih dirinya tidak lagi bisa menahan semuanya. Hingga pada puncaknya, Kamis 10 Agustus 2023 sekitar pukul 09:30 WIB, dia nekat melakukan pembunuhan kepada ibunya sendiri dan penganiayaan terhadap ayahnya.
"Saya tidak bisa membendung emosi saya. Saya tidak bisa menahan rasa jengkel saya," ujarnya.
Baca Juga: Sekda Depok Supian Suri Dorong Milenial Doyan Membaca, Ini Alasan Sekda
Rifki menegaskan, sikapnya tidak pernah bisa dibenarkan. Apa pun alasannya. Ia mengaku menyesal telah meluapkan kekesalan yang membuat nyawa ibunya sendiri melayang dan membuat ayahnya terluka.
"Saya sangat menyesal atas apa yang sudah saya lakukan kepada ibu saya. Lalu kepada ayah saya, saya juga minta maaf. Maafkan saya," tegas Rifki.***
Artikel Terkait
Progres Lokus P2WKSS Duren Seribu Capai 70 Persen
Mahasiswa FKUI Edukasi Warga Cipayung, Pengenalan Kalkulator IKO dan Kesehatan Reproduksi
Petugas Damkar Selamatkan Warga Cipayung Jaya yang Dua Jam Terjebak di Sumur Puluhan Meter
Disdagin Berikan Sosialisasi Sertifikat TKDN
Tapos Adakan Lomba Podyandu Tingkat Kecamatan
Siswa SMA di Depok Diduga jadi Korban Perundungan, Polisi Tunggu Laporan Korban
Klakson Telolet Dilarang, Polres Metro Depok Akan Merazia : Ini Aturannya