RADARDEPOK.com – Bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi di Sukabumi, Jawa Barat pada Rabu, 4 Desember 2024, dimanfaatkan segelintir orang untuk mendapatkan keuntungan.
Tidak sedikit oknum melakukan penipuan dengan memanfaatkan penderitaan korban banjir bandang dan longsor di Sukabumi.
Bahkan, pelaku penipuan ini menyasar beberapa lembaga atau organisasi yang membuka open donasi bagi korban banjir bandang dan longsor di Sukabumi.
Seperti yang dialami Pengurus Cabang (Pengcab) Ikatan Motor Indonesia (IMI) Kabupaten Bogor. Induk organisasi otomotif ini hampir kehilangan uang donasi yang diberikan masyarakat untuk membantu korban bencana di Sukabumi.
Baca Juga: Ternyata Gampang Banget Bikin Ayam Penyet Cabe Ijo, Ini Resep Buatnya!
Koordinator open donasi Pengcab IMI Kabupaten Bogor, Kiki Nurdiyanto menuturkan, pelaku menjalankan modus operandinya dengan berpura-pura telah berdonasi ke organisasi yang dipimpinnya.
Menurut Kiki, pelaku mengirinkan pesan WhatsApp kepada pengurusnya dan mengaku telah mentransfer sejumlah uang kepada IMI Kabupaten Bogor yang memang tengah membuka open donasi bagi korban banjir bandang dan longsor di Sukabumi.
“Pelaku mengirimkan screen shoot bukti transferan lewat WhatsApp pengurus IMI, dan mengaku kalau mereka telah mentransfer uang sebesar Rp800 ribu untuk donasi,” kata Kiki kepada RadarDepok.com.
Dalam pesan WhatsApp juga, pelaku meminta kepada pengurus IMI yang mengelola donasi untuk membagi dua dana yang diakuinya telah ditransfer, pertama untuk korban bencana dan kedua untuk dikirim ke Padang.
Baca Juga: Cuma dari Olahan Tahu Bisa Bikin Nambah Nasi Berkali-Kali, Yuk Cobain Sambal Tahu yang Mudah Ini
“Pelaku minta kita untuk mentransfer sebagian donasi yang menurutnya sudah ditransfer ke IMI, untuk ditransfer juga ke padang dengan menyertakan nomor rekening sebesar Rp300 ribu,” terang Kiki.
Pelaku, lanjut Kiki, beralasan tidak bisa melakukan transfer dua kali karena saldo di rekening mereka, sehingga meminta IMI untuk mengirimkan setengah dari nilai donasi ke rekening yang mereka tuju.
“Tapi, setelah dicek, tidak ada uang masuk sebesar Rp800 ribu. Jelas ini penipuan, mereka mengedit bukti transferan,” terang Kiki.
Kiki pun mengimbau kepada masyarakat maupun lembaga atau organisasi yang tengah menggalang donasi untuk korban banjir bandang dan longsor di Sukabumi untuk berhati-hati.***