Minggu, 21 Desember 2025

Menguak Sejarah Kelurahan Ratujaya Depok, Saksi Perlawanan Terhadap Pemerintah Hindia Belanda : Bagian 1

- Sabtu, 16 September 2023 | 12:00 WIB
Gedung Kantor Kelurahan Ratujaya, Kecamatan Cipayung. (Andika Eka Maulana/Radar Depok)
Gedung Kantor Kelurahan Ratujaya, Kecamatan Cipayung. (Andika Eka Maulana/Radar Depok)

RADARDEPOK.COM - Ratujaya merupakan sebuah nama kelurahan yang berada Kecamatan Cipayung, Kota Depok. Wilayah kecil yang hanya terdiri dari 12 RW ini ternyata memiliki sejarang yang panjang dan menarik.

Baca Juga: Peringati Hari Pelanggan Nasional, PLN UP3 Depok Kunjungi Kantor Walikota Depok

Kelurahan yang berada di ujung Kecamatan Cipayung, jika di lihat dari peta wilayah Cipayung. Ratujaya yang juga sebagai pembatas antara Kecamatan Cilodong dan Kecamatan Pancoranmas.

Kelurahan Ratujaya juga bertetangga dengan Kelurahan Pondok Terong. Kedua kelurahan ini di masa lampau pernah disatukan dalan satu kawasan tanah partikelir (landerien), Pondok Terong en Ratoe Djaija di onderdistrict Paroeng, Afdeeling Buitenzorg, Residentie Batavia.

Baca Juga: Tips Penggunaan Kopling Sepeda Motor di Jalan Macet, Komponen Awet dan Tahan Lama

Kali ini, Radar Depok menunjuk Ketua Depok Heritage Community, Ratu Farah Diba, sebagai narasumber dalam pembuatan artikel ini, karena Ratu Farah Diba memahami dan memengang betul data data terkait sejarah Ratujaya.

Sekiranya, tahun 1861 berdasarkan Statistik Buitenzorg luas Pondok Terong 1.221 geomiljen dan Ratoe Djaija seluas 349 geo miljen. Dulunya, dua kawasan tersebut merupakan lahan pertanian yang begitu luas.

Baca Juga: 4 Wisata Anti Mainstream Lokasinya di Sebelah Kota Depok, Konsepnya Modern sama Vintage

Dulunya, wilayah ini disatukan hingga terdapat 11 kampung dengan total penduduk pribumi sebanyak 2.071 jiwa dan 93 jiwa orang Tionghoa,” ujar Ratu Farah Diba kepada Radar Depok.

Sebagai pembanding, tetangga pada kawasan pertanian ini adalah Depok yang memiliki luas 872 geo miljen yang terdiri dari tujuh kampong yang dihuni 1.443 orang pribumi, 32 orang Tionghoa dan sebanyak 803 orang Eropa.

Baca Juga: 160 Sekolah di Kalimantan Rebut Tiket Final Turnamen Futsal Pelajar AXIS Nation Cup 2023, Berhadiah Rp270 Juta

Pada 1847 penduduk Pondok Terong dan Ratoe Djaja sebanyak 1.273 jiwa yang terdiri dari dua orang Eropa, 26 orang Tionghoa dan sebanyak 1.245 orang pribumi (lihat Tijdschrift voor Neerland's Indië jrg 9, 1847, 2e deel).

Orang Tionghoa terkonsentrasi di suatu tempat. Kini, disebut Kampong Lio Kelurahan Pondok Terong di sebelah utara Setu Tjitajam atau Citayam,” tutur Ratu Farah Diba.

Baca Juga: Pembentukan Kelurahan Tanggap Bencana Pangkalanjati Baru, Sosialisasi Antisipasi Bencana Sejak Dini

Lantas, banyak yang menjadi keutamaan kampung Ratu Jaya pada masa lampau. Kampung Ratujaya seperti kampung lainnya, yang mengandalkan hidup dalam pertanian. Tetapi di Ratu Jaya terdapat seorang tokoh penting bernama Bapa Rama.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X