RADARDEPOK.COM - Kisah Nurisan, sebagai pribumi Sawangan yang berperan menjadi Pegawai Kepemerintahan Belanda ini tak berhenti begitu saja. Pada masa itu, Nurisan dikenal sebagai sosok yang memiliki power cukup kuat, sehingga diberi kepercayaan sebagai abdi Belanda.
Masih dengan latar belakang tahun 1800. Tolib Sahari, yang merupakan generasi ketiga garis keturunan Nurisan ini, akan kembali menuangkan cerita apa yang ia ketahui soal mendiang kakeknya secara turun temurun tersebut kepada Harian Radar Depok.
Baca Juga: Sepak Bola Jalur Langit, Jelang Piala Dunia U17, Ketua PSSI Mohon Doa Pada Pemuka Ponpes
Dalam episode ini. Harian Radar Depok kembali bertemu dengan Tolib Sahari di kediamannya, di Jalan Mangga III, RT6/2 Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan. Kembali berbincang di sofa teras rumahnya, Tolib Sahari bercerita banyak soal mendiang kakeknya.
Tolib Sahari mengetahui betul bagaimana kisah mendiang kakeknya itu, yang menjadi seorang Pegawai Kepemerintahan Belanda, dan digadang-gadang menjadi salah satu pribumi yang memiliki peran penting pada masa penjajahan Belanda kala itu.
Baca Juga: Erick Thohir Rayakan Maulid Nabi Muhammad Bersama Para Santri di Jawa Timur
Berdasarkan cerita yang Tolib Sahari ketahui dari keluarga besarnya. Semasa Nurisan menjadi Pegawai Kepemerintahan Belanda, ia dikenal kerap berpakaian menggunakan jas hitam, celana pangsi, hingga beragam topi salah satunya blangko.
Sifat baik seorang Nurisan begitu melekat di hati masyarakat dan keluarga besarnya, yang dominan tinggal di wilayah Sawangan, Kota Depok.
“Bisa dibilang, Nurisan ini begitu mengayomi masyarakat hingga dicintai banyak orang. Karena kan waktu itu jabatannya cukup mentereng, ya bisa dibilang setara camat lah, sering juga blusuk-blusukan ketemu masyarakat jadinya,” tutur pria berusia 90 tahun tersebut.
Baca Juga: LSI Denny JA : Prabowo Subianto dan Partai Gerindra Unggul di Jawa Barat, Ini Respon Pradi Supriatna
Tahun demi tahun berlalu. Singkat cerita, di saat jabatan mentereng itu masih ia genggam. Nurisan lebih dulu dipanggil yang maha kuasa. Ia meninggal dunia tanpa diketahui penyebabnya, lantaran di tahun itu belum ada dokter atau spesialis kesehatan lainnya.
Diceritakan oleh Tolib Sahari, Nurisan meninggal dunia di atas kuda berwarna hitam yang ia ajak berbelanja ke pasar. Tepatnya, Nurisan meninggal dunia di wilayah Cilebut, Bojong Gede, usai berbelanja di pasar kawasan Bogor.
Sementara, kuda yang menemani Nurisan pulang dengan sendirinya untuk memberi kabar. Kemudian, pihak keluarga yang ada di Pasir Putih bergegas untuk mencari tahu apa yang terjadi kepada Nurisan, dengan menunggangi kuda milik Nurisan untuk mencarinya.
Sontak pihak keluarga kaget. Pasalnya setelah sampai di lokasi, Nurisan ditemukan sudah tidak bernapas alias meninggal dunia. Sehingga, pihak keluarga memilih untuk memakamkan almarhum berdekatan dengan rumah sanak keluarga.
Artikel Terkait
Cafe Pasir Angin Pas, Menawarkan Pesona Ngopi di Tengah Hutan Pinus dengan Panorama Gunung Salak dan Pangrango
Lagi Asyik Lari Pagi di Kampus, Mahasiswi UI ini Diduga jadi Korban Pelecehan Pelajar SMP
Polri Tetapkan 6 Tersangka Mafia Bola Liga 2 Musim 2018, Modus Pengaturan Skor
Viral! Penjual Es Campur di Depok Nyaris jadi Korban Hipnotis, Modus Pelaku Jaminkan BPKB Motor
Info Terbaru! Kini Tempat Wisata Villa Khayangan Punya Wahana Seluncuran Rainbow Slide, Cek Harga Tiketnya
Sering Jual Obat Tramadol dan Dextro, Konter HP di Cimanggis Depok Digerebek Warga
Sensasi Main Air di Telaga Batu, Tempat Wisata Paling Dekat Depok, Airnya Hijau Banget, loh!
Makan Bakso Sepuasnya di Baso Parahyangan Prasmanan Sentul Bogor, Harganya Murah banget, cuma Seribuan!
1,5 Jam dari Depok! Tempat Wisata Camping Bukit Alas Bandawasa, Serasa Tidur di atas Awan
Curug Goa Lumut Endah, Tempat Ngadem Tersembunyi di Bogor dengan Air Super Jernih Hanya Rp10.000