Senin, 22 Desember 2025

Mengulas Sumur 7 Raden Wujud di Beji Depok, Petilasan Sebagai Wadah Penyebaran Agama Islam : Bagian 2

- Jumat, 18 Oktober 2024 | 13:00 WIB
Petilasan yang berada di Sumur 7 Raden Wujud Beji, Kampung Keramat Beji, RT9/12, Kelurahan/Kecamatan Beji, Kota Depok. (ALDY RAMA/RADAR DEPOK)
Petilasan yang berada di Sumur 7 Raden Wujud Beji, Kampung Keramat Beji, RT9/12, Kelurahan/Kecamatan Beji, Kota Depok. (ALDY RAMA/RADAR DEPOK)

RADARDEPOK.COM - Sumur 7 Raden Wujud Beji yang terletak di Kampung Keramat Beji, RT9/12, Kelurahan/Kecamatan Beji, Kota Depok, masih menyimpan berbagai sejarah yang cukup menarik untuk dibahas. Salah satunya petilasan yang dibangun dengan luas sekitar 60 meter persegi.

Petilasan adalah istilah yang berasal dari bahasa Jawa, dengan kata dasar ‘telas’ yang berarti bekas. Artinya, petilasan merupakan tempat yang pernah disinggahi atau didiami oleh seseorang yang sangat berpengaruh, seperti halnya Raden Abas Sumantri atau yang dikenal masyarakat sebagai Mbah Raden Wujud Beji.

Di areal Sumur 7 Raden Wujud Beji seluas kurang lebih 1.000 meter, terdapat bangunan yang bertengger kokoh berukuran sekitar 60 meter persegi. Di sana, terdapat maqam petilasan dari Raden Wujud Beji. Pernyataan itu diutarakan kembali, oleh Suryono yang mewakili juru kunci Sumur 7 Raden Wujud Beji kepada Harian Radar Depok.

Baca Juga: Michael Rexy : Founder Interaksi Space – Membangun Interaksi Space, Coffee Shop yang Menjadi Wadah Hiburan untuk Generasi Muda

“Ini tempat petilasannya. Maqam petilasan Mbah Raden Wujud Beji. Karena beliau dahulunya itu posisinya persis duduk di sini, bertempat di sini. Melakukan syiar dan dakwah,” ungkap Suryono seraya memberitahu petilasan yang dimaksud.

Raden Wujud Beji dinilai sebagai salah satu orang yang sangat berpengaruh bagi masyarakat. Bagaimana tidak? Semasa hidupnya, Raden Wujud Beji selalu menyebarkan Agama Islam ke berbagai penjuru.

Apa yang dilakukan Raden Mbah Wujud Beji tersebut, melanjutkan amanat yang sudah diberikan oleh mendiang keluarganya. Semata untuk memperdalam, mengenalkan siapa yang harus disembah, dan siapa yang harus dipinta.

Baca Juga: Ada 125 Ribu Kepala Keluarga Perempuan di Depok, Imam Budi Hartono : Kartu Yatim Sejahtera Komitmen Nyata Berikan Solusi

“Pada saat beliau hidup di sini, buka padepokan di sini, beliau membimbing orang yang enggak ngerti siapa yang menjadi tempat untuk dipinta dan siapa yang harus disembah. Makanya beliau meluruskan, bahwa yang patut untuk dipinta dan disembah itu hanya Allah SWT,” terang putra asli Beji tersebut.

Suryono mengungkapkan, yang dilakukan Raden Mbah Wujud Beji sama mulianya dengan apa yang dilakukan oleh kakeknya, Raden Surorono. Kalau kakeknya mensejahterakan masyarakat dari segi pasokan air, sedangkan Raden Wujud Beji dari segi penyebaran agama.

“Sekitar tahun 900 itu beliau kesini, menyebarkan Agama Islam dengan syiar dan dakwahnya,” kata Suryono. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X