Sebagai mahasiswa arsitektur, Herjuno terbiasa berpikir kreatif dan konseptual. Namun di balik rancangan bangunan modern yang ia pelajari, ada satu “arsitektur” lain yang ia bangun: arsitektur kebudayaan dan karakter bangsa.
“Wayang itu bukan sekadar hiburan, tapi pendidikan moral dan filosofi hidup,” tuturnya.
Herjuno Pramariza Fadlansyah adalah bukti bahwa tradisi tidak pernah lekang oleh zaman. Ia tidak hanya menonton, tetapi menghidupi dan mewarisi.
Dalam dirinya, semangat muda berpadu dengan jiwa leluhur — menjadikan bayang-bayang wayang tetap hidup di bawah cahaya generasi baru.
Hari Wayang Nasional 2025 di Wisma Kautaman Pewayangan TMII yang diselenggarakan SENAWANGI menjadi bukti bahwa regenerasi pelestari budaya masih terus berlanjut.
Di antara dalang-dalang senior, hadir sosok muda antaralain Herjuno Pramariza Fadlansyah menatap masa depan dengan keyakinan bahwa wayang bukan sekadar kisah masa lalu, tetapi cermin kebijaksanaan yang abadi untuk masa depan.***
Artikel Terkait
Lusi Triana Jabat Kepala SMKN 3 Depok, Berjuang Menjadikan Sekolah Pusat Unggulan
Mijel SDN se-Kecamatan Sawangan Terkumpul 1.593 Liter : Porgram yang Berdampak pada Pelestarian Ekosistem
SDN se-Kecamatan Cimanggis Himpun 3.219 Liter Minyak Jelantah, Ini Pesen Cing Ikah
Muhammad Wanda Pimpin Osis SMPN 23 Depok, Cara Pemilihannya Sebagai Wadah Pembelajaran dan Menanamkan Nilai Demokrasi
99 Siswa SDN Mekarjaya 20 Ikuti Bulan Imunisasi Anak Sekolah 2025
386 Siswa SMPN 9 Depok Ikut LDKS, Latih Kedisiplinan hingga Bentuk Karakter yang Bertanggung Jawab