RADARDEPOK.COM - Penggiat seni wayang kulit nyatanya masih eksis di Kota Depok. Para pelaku seni ini masih ditemukan, yang tergabung dalam Sanggar Kartiko Budoyo, bermarkas di Sekretariat Unit RW7 Mampang, Perumahan Pancoranmas Permai, Kelurahan Mampang, Kecamatan Pancoranmas.
Sanggar Kartiko Budoyo memiliki arti tersendiri yang diambil dari Bahasa Jawa. Kartiko artinya Bintang. Budoyo artinya Budaya. Jika dua kata ini digabungkan, memiliki makna serta harapan bahwa Sanggar Kartiko Budoyo tetap bersinar hingga waktu yang tak dapat ditentukan.
Cerita soal Sanggar Kartiko Budoyo ini terbilang menarik. Awal mulanya, sanggar untuk pecinta seni wayang kulit ini terbentuk dari seorang anak kelas IV SD bernama Iswandaru Tyanjati, yang begitu mencintai kesenian wayang kulit. Ia merupakan cucu dari seorang Ketua RW7 Mampang, Sulistyanto.
Cinta seorang Iswandaru Tyanjati terhadap seni wayang kulit tersebut, menarik perhatian beberapa dalang wayang senior, lantaran anak belia tersebut yang dianggap memiliki bakat di bidang kesenian itu, dan kelak bisa menjadi dalang wayang kulit yang mumpuni.
Baca Juga: Rakernas APEKSI 2024, Wakil Walikota Depok Imam Budi Hartono : Banyak Isu Strategis yang Muncul
Perhatian dari dalang wayang senior tersebut, membuat masyarakat setempat juga memberikan apresiasi. Oleh karena itu, pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia pada tahun 2022, Perumahan Pancoranmas Permai RW7 menghadirkan pagelaran wayang kulit.
“Dari pagelaran wayang kulit tersebut, akhirnya para pecinta budaya tradisional. Khususnya warga RW 7 ingin mengembangkan budaya tradisional pedalangan dan seni karawitan,” tutur salah satu pendiri Sanggar Kartiko Budoyo, Sulistyanto.
Baca Juga: Wakil Walikota Depok Imam Budi Hartono: Mendagri The Best Keynote Speaker
Mengingat peralatan atau perlengkapan alat seni karawitan (Gamelan), dan alat peraga pedalangan (Wayang kulit) cukup mahal. Maka dari itu, akhirnya warga yang mendukung untuk melestarikan kesenian tersebut sepakat, untuk meminta bantuan dari aspirasi dewan.
“Pada Desember 2023, kami dapat bantuan seperangkat gamelan laras slendro, dari salah satu anggota dewan Kota Depok. Setelah mendapatkan bantuan berbentuk alat tri gamelan, akhirnya kami sepakat untuk mendirikan suatu sanggar yang diberi nama Kartiko Budoyo,” ungkap Sulistyanto. ***