Harus diakui, pandemi mengubah segalanya. Termasuk jumlah tamu undangan pernikahan yang lebih sedikit, pola masyarakat berburu suvenir impor Tiongkok yang murah, hingga target segmen pasar. Makanya, Dida memilih menyasar segmen masyarakat menengah dan atas.
”Ternyata dealing dengan orang kelas menengah ke bawah itu lebih susah daripada yang menengah ke atas. Karena mereka secara bujet lebih prepare. Makanya, saya bikin produk semipremium dan luxury,” tuturnya.
Harga suvenir terendah mulai Rp 7.000 per item. Ada pula pouch bag, handbag, dan merchandise tumblr set yang dijual Rp 59 ribu per item. Suvenir handbag di kisaran harga Rp 20 ribuan menjadi produk terfavorit dan paling laris.
Usaha Dida perlahan bangkit pada 2023 setelah berakhirnya pandemi. Orderan datang tak hanya dari sekitaran Semarang. Ada pula dari luar Pulau Jawa seperti Banjarmasin dan Tarakan di Kalimantan, serta Lampung dan Medan di Sumatera. Meskipun secara omzet belum sepenuhnya pulih. Berkisar Rp 18 juta–Rp 30 juta per bulan.
Baca Juga: Menengok Kegiatan Ketua Pokja Bunda Paud Etty Maryati Salim saat MLPS di SDN Pangkalanjati 1 Depok
Kini, Dida telah membangun galeri workshop Svarga Luxe Souvenir untuk menampilkan beragam portofolionya. Para calon pembeli bisa melihat dan memilih langsung desain suvenir maupun merchandise yang disuka. Secara online, penjualan terus berjalan melalui e-commerce dan Instagram.
Bagi dia, memilih terjun sebagai mompreneur tidak hanya sekadar untuk meraup untung. Tapi juga memberi lapangan pekerjaan bagi orang-orang di sekitarnya, termasuk sanak saudara. ”Bisnis ini saya jalani bukan hanya untuk diri sendiri. Tapi, ada para penjahit, bude, dan tante yang membantu serta memberikan rezeki ke mereka,” tandasnya.***