RADARDEPOK.COM - Berbagai komunitas lintas budaya dapat berkreasi sesuka hati di Joglo Nusantara, merupakan ruang terbuka hijau yang lokasinya persis di depan Situ Pengasinan, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok.
Heri Syaefudin, merupakan penggagas atau pemilik dari Joglo Nusantara tersebut. Pria kelahiran Magelang, Jawa Tengah itu dikenal sebagai sosok yang begitu aktif dalam mengelola beragam komunitas di Kota Depok, terutama terkait lingkungan.
Wujud kecintaannya pada lingkungan di Depok berawal pada tahun 2004. Saat itu, banyak kawasan situ yang diubah menjadi empang dan sawah, bahkan nyaris dibuat menjadi perumahan. Heri berusaha mempertahankannya dengan mengembalikan fungsi situ.
Ancaman hilangnya fungsi situ tersebut membuat Heri khawatir. Hingga akhirnya, Heri memutuskan untuk mendirikan Joglo Nusantara pada 2006, yang menjadi highlight dari kawasan milik Heri, merupakan ruang terbuka hijau yang tetap ada dalam jarak 50 meter dari Situ Pengasinan.
Setelah Joglo Nusantara berdiri, ini dijadikan sebagai wadah komunitas lintas budaya dan agama, yang berfokus pada pelestarian warisan budaya dan nilai-nilai lokal Nusantara, sekaligus menggerakan kesadaran terhadap isu lingkungan.
“Misi dari Joglo Nusantara sendiri adalah membangun kesadaran masyarakat, tentang pentingnya melestarikan sumber daya alam, menjaga keseimbangan ekosistem, serta menciptakan harmoni antar umat beragama dalam upaya kolektif mengatasi krisis iklim,” beber Heri.
Ruang terbuka hijau seluas 7.000 meter persegi itu jelas menjadi oase yang menyejukan. Hutan buatan tersebut, merupakan hasil kerja keras Heri. Putra asli Magelang itu, berhasil mengubah semak belukar menjadi hutan buatan asri yang tertata rapi.
Di tengah keriuhan Kota Depok, Joglo Nusantara seperti surga tersembunyi. Ratusan pohon tumbuh subur, hijau, dan meneduhkan kawasan tersebut. Heri menanam bersagam jenis pohon. Termasuk tanaman langka seperti Metroxilon Sagu (Pohon Sagu), Pohon Nagasari, hingga Bisbol (buah mentega).
“Pentingnya melestarikan sumber daya alam agar generasi mendatang bisa menikmati manfaatnya secara berkelanjutan,” ujar Heri Syaefudin. ***