feature

Tantangan dan Hambatan Pendakian Gunung Semeru dengan Keluarga 5,Salah Jalur, Masuk ke Jalur Kematian Blank 75

Senin, 26 September 2022 | 08:30 WIB
Adam dan Rama ketika berada di Jalur Archopodo bersebelahan dengan jalur Kematian atau Blank 75

RADARDEPOK.COM - Setelah mencapai puncak Mahameru 3676 MDPL, perjalanan turun bukan perkara mudah. Apalagi, kami sekeluarga masuk ke jalur Archopodo yang dikenal dengan jalur kematian karena bersebelahan dengan jurang Blank 75 yang sudah tidak terhitung berapa pendaki tewas dan hilang di jalur itu.

Laporan : Iqbal Muhammad, Kota Depok 

Perjalanan turun dari puncak semeru sangat menyenangkan, namun sangat melelahkan. Cukup melangkah kan kaki dan menahan berat badan maka akan merosot beberapa meter.

Cara seperti itu bukan berarti tidak berbahaya, saya yang selalu berada dalam barisan belakang keluarga saya selalu memperhatikan jalur diatas, khawatir ada longsoran batu yang mengancam saya dan keluarga.

Setibanya di batas vegetasi, beberapa pendaki sudah duluan turun menuju Kalimati. Sahabat saya Idoy dan Oleng menunggu saya dan keluarga.

“Leng jalur kemana,” Tanya saya ke Oleng untuk memastikan jalur lurus atau ke arah kiri.

“Lurus aja bang,” jawab Oleng.

“Tadi Bang Arlan juga lurus leng,” Tanya saya lagi.

“Iya bang,” jawab oleng.

Saya melanjutkan jalan menurun sesuai arahan Oleng, memasuki jalan yang lurus tadi, sebelah kanan jalur yang saya lewati dan keluarga tampak jurang yang sangat dalam.

“Perasaan bukan jalur ini yang kita lewati tadi malam,” Tanya saya dalam hati. “Yah ko jalurnya berbeda kaya semalam,” tanya istri saya. “Iya bun, mungkin ini jalur turun,” jawab saya.

 Saya dan keluarga terus melangkahkan kaki dengan perasaan yang tidak enak, sepanjang jalur sangat sunyi dan mencekam, apalagi kalau melihat ke sebelah kanan saya dengan jurang yang terlihat jelas, belum lagi pepohonan sisa kebakaran hutan.

“Yah yakin lewat sini,” tanya istri saya yang sudah mulai cemas.

“Coba lihat di depan ada jejak pendaki lain ga,” tanya saya.

“Kalau jejak pendaki banyak yah,” sahut istri saya yang berada di depan.

“Okeh berenti dulu sebentar,” kata saya.

“Yah ko ada nisan disni,” tanya Rama ke saya sambil menujukan nisan berwarna hitam dengan tulisan emas.

Ketika saya tengok ada nisan “BUDIANTO”.

“Astagfirullohaladzim, kita masuk jalur tengkorak, The Dead zone, zona kematian di Gunung semeru, Blank 75,” kata saya dalam hati.
 
Blank 75 masuk kawasan berbahaya ( Death Zone / Jalur Tengkorak / Zona Kematian ) pada pendakian Gunung Semeru.

Dimana jalur tersebut dapat menyebabkan pendaki tersesat, mengalami kecelakaan, terperosok ke jurang, tanah yang diinjaknya longsor, dis-orientasi tanpa tahu arah mana terbaik untuk ditempuh, kehabisan air, kehabisan bekal atau kepayahan dsb.

Gambaran medannya adalah lereng berpasir yang jalurnya putus ( blank ) karena dipisahkan oleh jurang yang dalamnya sekitar 275 – 100 m.

“Bun ini jalur Archopodo, aman ko jalan aja terus tapi tetap waspada sebelah kanan jurang blank 75,” kata saya mencoba menenangkan keluarga saya kalau kita sekeluarga berada di jalur yang salah.

Archopodo bagi para pendaki lawas bukan jalur yang menakutkan, pada era awal tahun 2000, Archopodo merupakan lokasi para pendaki ngecamp sebelum menuju puncak semeru.

Halaman:

Tags

Terkini