Sejumlah warga RT4/8, Kelurahan Cilodong, Kecamatan Cilodong, dihebohkan dengan temuan bunga bangkai atau yang memiliki nama latin Rafflesia Arnoldi.
Laporan : Andika Eka Maulana
Rafflesia Arnoldii sendiri merupakan salah satu puspa langka berukuran besar dengan ukuran diameter sekitar satu meter. Bunga raksasa ini memiliki ciri khasnya dengan kelopak daun berwarna merah dan terdapat sebuah lubang di tengahnya yang mengeluarkan bau busuk.
Warnanya yang merah menghitam menandakan bunga Rafflesia Arnoldi, atau Bunga Bangkai tersebut masih tumbuh mekar sempurna. Bunga bangkai dengan diameter sekitar 1 meter tersebut tumbuh di pekarangan rumah milik warga bernama Suhadi.
Dengan tumbuhnya bunga langka tersebut, warga sekitar berbondong-bondong mendatangi pekarangan rumah milik Suhadi. Tidak hanya melihat, warga sekitarpun turut mengabadikan momen tersebut dengan ponselnya masing-masing, sebelum bunga Rafflesia Arnoldi itu layu.
Lurah Cilodong, Herry Wibowo Dwinanto mengatakan, penemuan bunga langka yang bernama Rafflesia Arnoldi di wilayahnya itu baru ditemukan oleh pemilik pekarangan pada Sabtu (11/2) saat sedang mekar.
“Baru kemarin ditemukin, saat ditemui memang sudah mekar banget,” kata dia kepada Harian Radar Depok.
Heri menjelaskan, masa bunga Rafflesia Arnoldi tersebut tinggal lima hari lagi. Sehabis itu, bunga itu akan layu dan mati.
“Masa bunganya kurang lebih 5 hari lagi,” ucap dia.
Dengan adanya penemuan bunga langka di wilayahnya ini, Heri berharap untuk warga yang akan melihat tidak mengganggu lingkungan sekitar dan pihak kelurahan sudah berkoordinasi dengan tiga pilar mitra kelurahan.
“Untuk menjaga bunga tersebut agar mekar dengan sempurna dan untuk warga yang ingin melihat agar saling menjaga,” ungkap dia.
Heri juga menjelaskan, bunga yang dikenal sebagai padma raksasa ini ditetapkan sebagai Puspa Langka Nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 4 Tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional.
“Rafflesia arnoldii juga masuk ke dalam daftar tumbuhan dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 7 Pasal 4 Tahun 1999,” tutup dia. (RD)