RADARDEPOK.COM-Unit Pengelolaan Sampah (UPS) organik berbasis Hanggar Maggot RW6, Kelurahan Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok kian berkembang. Sejauh ini, UPS tersebut mampu mengentaskan sampah organik sebanyak 232 kilogram dengan metode zero waste.
Sebagai informasi, hanggar maggot RW6 Kelurahan Pondok Cina yang beroperasi sejak Maret 2025 dengan luas 36 meter persegi tersebut, dilengkapi dengan fasilitas biopond standar DLHK, dan ember penampung sampah organik berkapasitas lima liter bagi setiap rumah tangga.
Lurah Pondok Cina, Nurman Hakim mengungkapkan, kini hanggar maggot RW6 banyak memiliki perkembangan. Kenaikan hasil entasan sampah akhir-akhir ini, menunjukkan capaian memuaskan. Lebih dari 30 kilogram kenaikan sampah perharinya.
“Apalagi, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung sudah tidak lagi menerima sampah sejak September ini. Makanya, kami terus mendorong konsistensi entasan sampah organik dari program penanggulangan sampah berbasis hanggar magot di RW6 Kelurahan Pocin,” tutur Nurman Hakim kepada Radar Depok, Senin (1/9).
Mengenai teknis pengolahan sampahnya, Nurman Hakim menjelaskan, melalui hanggar maggot sampah organik yang sebelumnya tercampur kini dipilah. Kemudian diolah menjadi pakan maggot jenis Black Soldier Fly (BSF). Pihaknya juga menggaungkan Zero Waste atau pengolahan sampah hingga entas, yang sudah dapat ditunjukkan hasilnya.
“Dengan adanya rumah maggot, kami bisa hitung sekaligus mengentaskan sampah hingga zero waste dari berapa sampah organik rumah tangga yang sudah terkumpul dapat terurai sempurna,” jelas Nurman Hakim.
Dari proyeksi awal, ungkap Nurman Hakim, dari total 232 biopond yang masing-masing mampu mengurai satu kilogram sampah organik per biopond. Setelah pihaknya yang terus melakukan sosialisasi persampahan, kini jumlahnya naik menjadi 30 kilogram lebih, terutama dari sisa makanan rumah tangga, rumah makan, dan pelaku UMKM kuliner.
“Kalau semua terisi penuh bisa mencapai 232 kilo per hari. Pada awalnya, sampah organik yang terkumpul hanya 3–5 kilo per hari,” ungkap Nurman Hakim
Kendati demikian, Nurman Hakim menilai kedepannya kesadaran masyarakat masih perlu ditingkatkan. Karena maggot sebagai makhluk hidup, yang butuh makanan setiap hari. Jadi sampah organik tidak boleh menginap, harus langsung dipilah dan diberikan.
Baca Juga: Kelurahan Curug Depok Mulai Olah Sampah Pakai Maggot, Hasil Panen Bisa Jadi Pakan Ternak
“Memang harus ada konsistensi dari petugas dan masyarakat. Kalau dibiarkan membusuk, tidak bisa dipakai,” ucap Nurman Hakim.
Lebih lanjut, Nurman Hakim memaparkan pengelolaan ini pada awalnya, diorganisir oleh ibu-ibu rumah tangga yang dilibatkan. Hingga kini, ada tiga operator yang mengkoordinasi hanggar maggot tersebut dengan dukungan pengupahan.
“Operator memiliki tugas mengangkut kumpulan ember sampah dari rumah ke rumah yang juga punya jiwa penggiat lingkungan. Program ini jadi stimulan supaya masyarakat bisa mandiri melanjutkannya,” papar Nurman Hakim.
Kedepannya, harap Nurman Hakim, Kelurahan Pondok Cina berharap memperluas lokus di RW lain. Tidak hanya dapat mengurangi sampah organik, melainkan memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat.
Artikel Terkait
Rumah Maggot Duren Mekar Depok Siap Beroperasi Pekan Depan
Lapas Cibinong Jajaki Pelatihan Budidaya Maggot : Bekal Keterampilan untuk Warga Binaan
Hanggar Maggot RW5 Duren Mekar Depok Siap Beroperasi
Waduh! Hanggar Maggot RW5 Duren Mekar Depok Bakal Dicorat-coret
Hanggar Maggot Beji Timur Entaskan 300 Kilogram Sampah Setiap Hari, Ciptakan Urban Farming Pembibitan Ayam