RADARDEPOK.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memberikan klarifikasi terkait pernyataannya yang sempat disalahartikan atau diplintir oleh sebagian pihak.
Klarifikasi ini disampaikan melalui unggahan media sosial pribadinya pada 14 Juli 2025.
Pernyataan tersebut berkaitan dengan curahan hati Dedi Mulyadi saat menjadi pembicara dalam acara yang diselenggarakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta, khususnya dalam diskusi bersama Deputi Bidang Pencegahan.
Menurut Dedi, pernyataannya bukanlah bentuk menyalahkan rakyat atau menolak bantuan dari negara.
Baca Juga: Leluasa Banget Nongki di Warkop Tepi Rel Buka Sampai Jam 3 Subuh, Bisa Ngopi View Kereta
Justru ia menyoroti pentingnya sinkronisasi antara kebijakan pemerintah yang pro-rakyat dan pola hidup masyarakat yang bijak.
"Saat saya menyampaikan curhatan tentang pengelolaan keuangan di forum KPK, saya mengatakan bahwa ketika negara memilih pemimpin secara demokratis, maka masyarakat pun menuntut banyak hal gratis seperti rumah sakit, sekolah, puskesmas. Namun biaya besar yang dikeluarkan negara ini tidak dibarengi perubahan perilaku di masyarakat,” jelas Dedi.
Dedi mencontohkan fenomena kontradiktif di masyarakat, di mana sekolah digratiskan oleh pemerintah, tetapi pengeluaran harian anak-anak seperti uang jajan masih sangat besar.
“Satu sisi sekolah gratis, tapi uang jajan anak bisa Rp30.000 masih Rp20.000 masih Rp40.000. Artinya, meskipun pendidikan digratiskan, pola hidup konsumtif masyarakat belum berubah,” ujarnya.
Karena itu, menurutnya, saat negara telah menanggung biaya layanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan, maka rakyat juga perlu menyesuaikan diri dengan hidup lebih efisien.
“Jika pengeluaran sekolah dan kesehatan ditanggung negara, maka uang yang tadinya digunakan untuk itu bisa disimpan atau diinvestasikan demi masa depan keluarga,” tambah Dedi.
Dedi Mulyadi juga menyoroti kebiasaan orang tua yang cenderung memanjakan anak dengan membeli barang-barang yang belum mereka butuhkan.
“Kalau anak belum waktunya punya motor, jangan dibelikan. Belum waktunya pakai handphone, jangan dibelikan. Kita harus arahkan anak-anak untuk hidup hemat,” tegasnya.
Artikel Terkait
Dedi Mulyadi Soroti Bangunan di Hulu Ciliwung Usai Longsor di Cisarua Bogor: Resapan Sudah Jadi Villa
Tinjau Lokasi Longsor, Dedi Mulyadi Siap Bantu Buat Drainase di Megamendung!
Lahan Warga Sukamulya Bogor Diakui Lanud Atang Sendjaja, Kades Minta Dedi Mulyadi Carikan Solusi
Dedi Mulyadi Bagikan Kiat Bangun Kepercayaan Publik, Transparansi dan Komunikasi Terbuka Jadi Kunci
Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto, Sulawesi Selatan Soroti Cara Dedi Mulyadi dalam Memimpin: Harus Berani dan Berpihak pada Rakyat
Situasi Tak Layak Huni, Dedi Mulyadi Akan Tata Rumah Kumuh di Sekitar TPA Sarimukti, Bandung Barat
Pesan Dedi Mulyadi Terhadap Warga Jawa Barat: Laporkan Jika Ada Pungutan Liar pada Penerimaan Siswa Didik Baru