Senin, 22 Desember 2025

Kritik Keras Dr. Tan Shot Yen: Isi MBG Harus 80 Persen Menu Lokal, Bukan Burger

- Jumat, 26 September 2025 | 19:09 WIB
Kritik dari Dr Ahli Gizi Tan Shot Yen yang ingin menu Makan Bergizi Gratis (MBG) didominasi pangan lokal (Tangkapan layar Youtube TVR PARLEMEN)
Kritik dari Dr Ahli Gizi Tan Shot Yen yang ingin menu Makan Bergizi Gratis (MBG) didominasi pangan lokal (Tangkapan layar Youtube TVR PARLEMEN)

RADARDEPOK.COM - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali mendapat sorotan tajam dari kalangan ahli gizi.

Dalam audiensi Komisi IX DPR RI bersama Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak, CISDI, serta JPPI, dokter sekaligus ahli gizi Tan Shot Yen menegaskan bahwa isi menu MBG harus lebih berpihak pada pangan lokal, bukan produk berbasis terigu.

Menurutnya, setidaknya 80 persen isi MBG di seluruh wilayah Indonesia harus berasal dari menu lokal.

Baca Juga: Gelar Media Gathering, PPLI dan Jurnalis Kumpulkan Sepatu Bekas

Ia mencontohkan, anak-anak Papua seharusnya bisa menikmati ikan kuah asam, sementara anak-anak di Sulawesi bisa makan kapurung, sesuai dengan kekayaan pangan daerah masing-masing. Namun, kenyataannya jauh berbeda.

Yang terjadi dari Lokna sampai Papua yang dibagi justru burger. Padahal gandum tidak pernah tumbuh di bumi Indonesia. Dibagi spaghetti, bakmi gacoan, dan burger,” ujar Tan.

Lebih lanjut, ia mengkritik kualitas bahan makanan yang dibagikan.

Baca Juga: Edukasi Hukum Gratis, Lapas Cibinong Bersama Poskabum Advokat Indonesia Beri Penyuluhan Hukum Bagi Warga Binaan

Isi burgernya itu kastanisasi juga. Isinya benda tipis berwarna pink yang rasanya seperti karton. Saya sendiri nista bilang itu daging olahan. Kan bukan itu tujuan MBG,” tegasnya.

Tan juga menyoroti konsep DIY (do it yourself) yang diberikan kepada anak-anak untuk menyusun burger dengan tambahan sayuran.

Menurutnya, konsep itu tidak menjawab esensi dari gizi seimbang dan justru menjauhkan anak dari kearifan pangan lokal.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Ungkap Prioritas Pembangunan Bandung: Perbanyak Petugas Kebersihan Agar Bebas Banjir

Anak-anak tidak suka dengan pangan lokal karena mereka tidak terbiasa. Tapi bukan berarti request anak-anak dijawab oleh dapur,” jelasnya.

Tan menekankan, program MBG seharusnya menjadi sarana edukasi gizi sekaligus pelestarian pangan lokal.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Febry Mustika Putri

Sumber: Youtube TVR Parlemen

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X