RADARDEPOK.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa Kota Bandung perlu ditata lebih rapi dan berkelanjutan demi kenyamanan masyarakat.
Hal ini ia sampaikan dalam momentum Hari Jadi Kota Bandung ke-215, di mana ia menyoroti pentingnya perencanaan pembangunan yang menyentuh aspek paling mendasar yaitu kebersihan kota.
Menurut Dedi, dalam filosofi orang Sunda, pembangunan harus dapat terlihat, terdengar, dan terasa.
Seorang pemimpin akan dicintai rakyatnya apabila kebijakan dan tindakannya betul-betul bisa dirasakan manfaatnya.
“Kalau menurut orang Sunda, membangun itu katanya harus terlihat, terdengar, dan terasa. Seorang pemimpin akan dicintai rakyatnya kalau sikap dan tindakannya bisa terlihat, terdengar, dan terasa,” ujar Dedi.
Ia mencontohkan bahwa pembangunan yang terlihat harus hadir dalam bentuk kota yang rapi.
Bandung, kata Dedi, harus memiliki pepohonan yang teratur, tata tanaman yang asri, lampu penerangan yang baik, bangunan yang tertata, serta cat dinding yang bersih.
Kota tua, kawasan modern, peninggalan Belanda, dan bangunan karya anak bangsa harus tertata jelas agar masyarakat dapat merasakan kesinambungan sejarah dari masa lalu, masa kini, hingga masa depan.
Baca Juga: Peduli Kesehatan Warga Binaan, Lapas Cibinong Adakan Konsultasi Kesehatan Lanjutan Usai Skrining TBC
Dedi mengkritisi bahwa kelemahan bangsa Indonesia terletak pada ketidakmampuan menyambungkan warisan masa lalu dengan kebutuhan masa kini dan proyeksi masa depan.
Ia mencontohkan Belanda yang dalam membangun selalu mengedepankan penelitian mendalam, baik sejarah, geografi, maupun geologi, sehingga perencanaan tata ruang mereka lebih matang.
Sebaliknya, pembangunan di tanah air sering kali dilakukan seadanya, tanpa fondasi kajian yang kuat.
Akibatnya, Bandung kini menghadapi masalah serius seperti kemacetan, banjir, dan kawasan perkotaan yang semakin sempit akibat saluran air dan sungai yang tidak terurus.
Artikel Terkait
Dedi Mulyadi Janji Bangun Jembatan Memadai dari UIN ke Masjid Al Jabbar: Jadi Tanggungan Pemerintah
Dedi Mulyadi Soroti Sistem Pendidikan Saat Ini: Hilangnya Ikatan Emosional Antara Pengajar dan Pendidik
Kritik Dedi Mulyadi terhadap Sistem Pendidikan: Skripsi Hanya Jadi Narasi Tanpa Makna
Anggaran 2026 Disetop, Pengasuh Pesantren Depok Kecewa Kebijakan Gubernur Dedi Mulyadi : Ini Data dan Faktanya!
Dedi Mulyadi Tawarkan Kerja Sama UIN: Perguruan Tinggi Harus Hasilkan Produk Bermanfaat Bagi Rakyat
Banyak Karya Hebat yang Tidak Diakui, Dedi Mulyadi: Bergelut dengan Sertifikasi dan Urusan Dagang
Dedi Mulyadi Ungkap Anggaran Transfer Pusat Jawa Barat 2026 Diprediksi Turun Rp2,458 Triliun, Ini Dampaknya