Dedi juga mengusulkan agar dapur MBG ke depan dikelola langsung di sekolah atau dekat lingkungan sekolah.
Dengan begitu, bahan pangan bisa diperoleh dari kebun sekolah atau petani lokal, sekaligus melibatkan para ibu rumah tangga sekitar sebagai pengelola.
Ia bahkan menekankan pentingnya praktik nyata di sekolah, misalnya dengan menanam sayuran seperti cabai, tomat, atau kacang panjang. Hasilnya bisa langsung dimanfaatkan untuk kebutuhan dapur MBG.
“Engga usah tinggi-tinggi pelajaran biologi. Kalau berhasil nanam tomat atau cabai di sekolah, berarti biologinya sukses. Sayuran diproduksi di sekolah, dimasak di dapur MBG, lalu dimakan oleh siswa. Uang tetap berputar di Jawa Barat, tidak lari keluar,” tegasnya.
Jika konsep ekosistem ekonomi MBG ini diterapkan, Dedi optimis perputaran dana akan tetap berada di Jawa Barat. Dengan nilai Rp50 triliun per tahun, dalam 4 tahun ada Rp200 triliun yang berputar di dalam provinsi.
“Bayangkan kalau siklusnya muter di sini, tidak pergi keluar. Saya yakin negara akan makmur asal kita mau,” pungkas Dedi.***
Artikel Terkait
Dedi Mulyadi Soroti Masalah Terbesar Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Pengelola yang Hanya Cari Untung
Siswa di SDN Cibitung Sukabumi Terpaksa Belajar Telungkup, Dedi Mulyadi Janji Kirim Bangku dan Meja
APBD Jawa Barat Turun, Dedi Mulyadi Pastikan Biaya Pembangunan Tidak Ikut Terpangkas
Bertemu Menteri Perhubungan, Dedi Mulyadi Resmi Dorong Pengembangan Transportasi Publik di Jawa Barat
Respon Dedi Mulyadi Soal Dugaan Pencemaran Limbah Pabrik di Purwakarta
Dedi Mulyadi Ajak Warga Awasi Pekerjaan Pemprov Jabar, Bila Tidak Sesuai Diminta Segera Lapor
Dedi Mulyadi Ajak Warga Kreatif Ubah Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar