RADARDEPOK.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali memberikan klarifikasi terkait ajakan donasi Rp1.000 per hari atau yang dikenal dengan gerakan “Sapoe Sarebu” atau “Poe Ibu”.
Program ini sempat menuai tanggapan dari salah satu anggota DPR RI yang meminta agar kebijakan tersebut ditinjau ulang karena dianggap berkaitan dengan upaya menutupi anggaran pemerintah daerah yang menurun.
Melalui unggahan di akun Instagram resminya, @dedimulyadi71, pada Kamis, 9 Oktober 2025, Dedi menegaskan bahwa ajakan Sapoe Sarebu ini bukan kebijakan pengumpulan dana untuk menutupi pemotongan anggaran, melainkan gerakan sosial berbasis nilai kearifan lokal masyarakat Jawa Barat.
“Bapak anggota DPR RI yang baik hati, ajakan untuk sama-sama memberikan kebaikan Rp1.000 itu bukan kebijakan untuk mengumpulkan uang menutupi menurunnya jumlah anggaran karena dipotongnya dana transfer daerah, tidak sama sekali,” ujar Dedi.
Lebih lanjut, Dedi menjelaskan bahwa gerakan ini merupakan bentuk pengaktualisasian tradisi gotong royong yang sudah hidup lama di masyarakat Jawa Barat, seperti Gasibu, Beas Perelek, Beas Himpitan, dan berbagai gerakan sosial lainnya yang berorientasi pada kepedulian terhadap sesama.
“Sapoe Sarebu ini hanya mengaktualisasikan kembali tradisi yang biasa hidup di Jawa Barat. Tujuannya untuk menyelesaikan problem yang tidak diatur dalam APBN atau APBD,” tambahnya.
Baca Juga: Cegah Kejadian Terulang, Menko PM Muhaimin Iskandar Bentuk Satgas Penataan Pembangunan Pesantren
Sebagai contoh, Dedi menuturkan bahwa dana hasil gerakan ini bisa digunakan untuk membantu warga yang kesulitan biaya transportasi ke rumah sakit, mendukung keluarga pasien yang sedang menunggu di rumah sakit, atau menolong warga yang kehilangan tulang punggung keluarga akibat sakit.
Dalam banyak kasus, kegiatan semacam ini bahkan sudah biasa dilakukan di lingkungan RT dan RW, seperti pengadaan kursi, tenda, atau bantuan sosial lainnya yang menjadi aset bersama masyarakat.
“Kita tidak mencari uang untuk menutupi sumber keuangan. Ini hanya menjaga tradisi saja, dan pemerintah memberikan support agar tradisi ini dipertahankan melalui ajakan,” tegas Dedi.
Ia juga menambahkan bahwa semangat serupa sebenarnya telah lama tumbuh di masyarakat, misalnya lewat uang kas kelas di sekolah yang digunakan untuk menjenguk teman yang sakit atau kegiatan sosial lainnya.
“Mohon untuk tidak salah pengertian. Yuk, kita bekerja bersama untuk kebaikan masyarakat,” tutup Dedi.***
Artikel Terkait
Dedi Mulyadi Tanggapi Wartawan yang Tanyakan Program Sapoe Sarebu ke Menteri Keuangan: Itu Bukan Ranahnya
Dedi Mulyadi Berencana Bangun Tempat Pelelangan Ikan Fenomenal di Indramayu Tahun 2027
Dedi Mulyadi Ungkap Indramayu Kemungkinan Bisa sebagai Pusat Kebudayaan dan Pariwisata
Viral Pungli Parkir di Warung Bu Imas Bandung, Dedi Mulyadi: Sudah Ditindak Cepat oleh Kapolresta Bandung
Dedi Mulyadi: Jadi Gubernur Enggak Ada Kerjanya, Makanya Saya Nerima Aduan Masyarakat Biar Ada Kerjaan
TKD Terjun Bebas, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Ngaku Siap Tarung : Birokrat Puasa
Dedi Mulyadi Luncurkan Aplikasi “Nyari Gawe”, Solusi Digital untuk Pencari dan Penyedia Kerja di Jawa Barat