Baca Juga: Kakek di Tapos Depok Diduga Remas Buah Zakar Bocah Hingga Meninggal, DP3AP2KB Lakukan Ini
“Seperti bebek-bebekan sudah tidak beroprasi, sudah beberapa pekan lumpuh permainan itu,” ujar Rakimin.
Selain itu, beber Rakimin, beberapa sudut Situ Cilodong sudai mulai membentuk daratan yang sebelumnya merupakan dasar pada situ tersebut.
“Sekarang sudah kurang lebih seperempat sudah menjadi daratan, hingga bisa digunakan warga untuk mancing,” terang Rakimin.
Baca Juga: Wakil Walikota Depok Imam Budi Hartono : Pemerintah Mesti Siap Pilkada Dimajukan
Rakimin menjelaskan, Situ Cilodong sudah dibuatkan aturan yang tidak memperbolehkan warga untuk turun langsung mencari ikan atau dikenal dengan istilah ‘ngubek’ yang biasanya dilakukan warga Depok.
“Karena dibawah masih banyak mata air yang masih bagus, kalau ada kegiatan itu pastinya akan merusak sanitasi lingkungan,” ungkap Rakimin.
Lebih lanjut, Rakimin berharap, Situ Cilodong tidak surut total seperti beberapa tahun lalu, hingga dasar situ, bisa digunakan untuk bermain anak kecil. Pasalnya, Situ Cilodong juga sebagai resapan untuk warga sekitar, khususnya RW2.
Baca Juga: Hajar Adik Kelas, Lima Siswa SMP di Cilacap Diperiksa Polisi
“Mudah-mudahan surut total tidak terjadi lagi seperti dahulu, hingga bisa dijadikan lapangan bola,” kata Rakimin.
Selain kekeringan, musim kemarau tahun ini juga menyebabkan situ lainnya mengalami penyusutan air permukaan. Hal berdampak pada kegiatan di setiap situ maupun warga sekitar.
Ketua Pokdarwis Situ Jatijajar, Iwan mengatakan, Situ Jatijajar juga mengalami penurunan debit air sejak musim kemarau panjang berlangsung di Kota Depok.
Baca Juga: KPK Geledah Rumdin Mentan, Ungkap Dugaan Tiga Klaster Korupsi
“Hingga saat ini Situ Jatijajar sudah mengalami penurunan debit air sebanyak 120 sentimeter sejak musim kemarau, saat ini Situ Jatijajar hanya memiliki titik kedalaman hanya berkisar 1,5 meter,” terang Rakimin.