Meskipun awalnya sempat menolak bantuan tambahan tersebut karena merasa cukup dengan Rp10 juta, Dedi Mulyadi tetap bersikeras memberikan total Rp20 juta.
“Dua puluh juta, sepuluh juta untuk keperluan tadi, dan sepuluh juta lagi untuk keperluan ngaji barudak (anak-anak),” jelas Dedi.
Bantuan tersebut disambut gembira oleh para warga, dan pimpinan pesantren yang hadir di lokasi.
Dalam kesempatan yang sama, Dedi Mulyadi juga memastikan kondisi keamanan lingkungan sekitar ponpes, khususnya dari ancaman longsor susulan. Ia sempat menanyakan kepada warga mengenai risiko bencana lanjutan.
“Tapi rumah ini aman dari longsor?” tanya Dedi.
“Aman, tapi tina banjir hungkul, Pak,” jawab seorang warga, menjelaskan bahwa lokasi tersebut justru terdampak banjir akibat longsor yang menutup aliran sungai, menyebabkan air meluap ke permukiman.
Dedi pun tampak keheranan karena banjir bisa terjadi di daerah perbukitan. Penjelasan warga bahwa banjir terjadi akibat jalur air yang tertutup longsoran menjadi perhatian tersendiri.***