RADARDEPOK.COM - Kasus dugaan keterlambatan penanganan medis di RSUD Linggajati, Kuningan, yang mengakibatkan bayi dari Irmawati seorang ibu yang menjalani operasi caesar meninggal dunia, kini menjadi sorotan publik.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, turun tangan langsung untuk memastikan kasus ini ditangani secara tuntas.
Kronologi kasus ini diungkap melalui kanal Kang Dedi Mulyadi Channel di YouTube, yang menampilkan penuturan dari pihak pasien mengenai keterlambatan penanganan medis.
Berdasarkan konfirmasi, memang terjadi keterlambatan sekitar tiga jam dari dokter spesialis kandungan (obgyn) yang bertugas.
Baca Juga: Driver Ojol Jabodetabek Tolak Wacana Potongan Komisi 10 Persen, Skema 20 Persen Masih Ideal
Meski Standar Operasional Prosedur (SOP) diklaim sudah dilaksanakan, komite medik rumah sakit belum menyampaikan laporan resmi terkait insiden tersebut.
Menyikapi hal ini, Dedi Mulyadi memerintahkan agar tim dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat segera diturunkan untuk melakukan investigasi menyeluruh.
“Tim Dinas Kesehatan Provinsi diturunkan saja, Bu. Tujuannya untuk merekam apa yang benar-benar terjadi sehingga kita bisa memberikan rekomendasi. Soal rekomendasi ini dilaksanakan atau tidak, itu urusan Bupati. Tapi setidaknya, dari sisi kebijakan publik, kita menunjukkan kesungguhan dalam meningkatkan kualitas layanan dan melindungi hak pasien,” ujar Dedi saat menghubungi timnya melalui telepon.
Baca Juga: Rudy Susmanto dan Jaro Ade Kembali Hidupkan Program Warisan RY, Apa Itu? Simak Selengkapnya
Dedi juga menegaskan bahwa persoalan ini tidak hanya menyangkut satu kasus layanan. Ia menyoroti kemungkinan adanya permasalahan serupa di layanan lain yang belum terungkap.
“Bisa jadi layanan-layanan lain juga mengalami masalah serupa. Bedanya, kasus ini berakibat fatal sampai ada korban jiwa. Sementara keluhan lain mungkin ada, tapi tidak semua disampaikan secara resmi,” tambahnya.
Setelah kasus ini mencuat di media massa, semakin banyak masyarakat yang menyampaikan keluhan mengenai pelayanan di RSUD Linggajati.
Bahkan, berdasarkan pantauan, rumah sakit tersebut hanya mendapatkan rating dua bintang di Google.