RADARDEPOK.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali menegaskan sikapnya terkait kebijakan study tour di sekolah.
Melalui video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, @dedimulyadi71, pada 26 Juli 2025, ia menolak menjadikan siswa sebagai objek ekonomi dalam upaya meningkatkan pariwisata daerah.
Menurut Dedi, beberapa bupati dan wali kota di Jawa Barat merasa resah karena kebijakan pembatasan study tour berdampak pada jumlah kunjungan wisata.
Namun, ia menilai pendekatan tersebut keliru jika siswa dijadikan sarana mendongkrak sektor pariwisata.
“Menjadikan anak sekolah sebagai objek peningkatan kunjungan pariwisata adalah tindakan yang tidak memiliki landasan akademis dan moral. Anak sekolah tidak boleh dijadikan objek ekonomi. Karena itu, saya juga melarang praktik jual beli LKS, buku, hingga seragam yang hanya menjadikan mereka sebagai komoditas untuk keuntungan. Pendidikan harus terbebas dari nilai-nilai eksploitatif,” tegas Dedi.
Dedi menekankan, jika pemerintah daerah ingin meningkatkan kunjungan wisata, langkahnya harus difokuskan pada perbaikan kualitas destinasi wisata, bukan melalui kewajiban study tour.
Ia pun memberikan beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan pemerintah daerah, di antaranya:
Baca Juga: Ternyata Olahan Tahu dan Telur Ini Bisa Jadi Camilan Enak dan Bekal Anak Sekolah yang Praktis
- Meningkatkan kebersihan dan estetika kota/kabupaten. Sungai, bangunan, dan kawasan umum harus tertata dengan baik dan bersih.
- Menjaga bangunan bersejarah (heritage) agar tetap terawat dan estetik.
- Menghapus pungutan liar (pungli), seperti parkir liar, calo tiket, dan praktik penjualan tiket ganda.
- Menata pedagang agar menjual produk berkualitas dengan harga wajar tanpa merugikan wisatawan.
- Mengembangkan kualitas pemandu wisata agar memberikan pelayanan terbaik.