RADARDEPOK.COM - Fenomena politik semakin memanas jelang hari pencoblosan Pemilu 2024. Salah satunya, usai Presiden RI Joko Widodo secara resmi mengutarakan jika seorang Presiden boleh memihak dalam kontestasi demokrasi.
Pernyataan tersebut menjadi perhatian publik dan mendapat tanggapan beragam dari berbagai pihak. Salah satunya Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Depok, Army Mulyanto.
Baca Juga: Bermandikan Hujan, Rere Tati Sri Hardina Sukses Helat Tebus Murah Bazar Sembako di Pancoranmas Depok
Menurut Army Mulyanto, pemerintah seharusnya bersikap dewasa dan netral walaupun tak bisa netral namun etikanya harus digunakan secara baik. Terlebih Presiden Joko Widodo yang substansinya sebagai kepala pemerintahan atau kepala negara.
“Soalnya kan kita tahu saat ini anaknya maju dari kubu sebelah. Seharusnya berbicara sebagai seorang negerawan, bukan sebagai bapaknya Gibran Rakabuming Raka,” kata Army Mulyanto kepada Radar Depok, Minggu (28/1).
Baca Juga: Implementasi KTR di Sepanjang Jalan Margonda Raya Depok Dicek, Hasilnya Apa?
Army Mulyanto menuturkan, memang secara aturan hukum diperbolehkan. Tapi kurang elok rasanya seorang kepala negara menyampaikan pernyataan tersebut secara resmi saat melakukan tugasnya sebagai kepala pemerintahan.
Caleg PDI Perjuangan nomor urut 4 untuk DPRD Kota Depok dari Dapil Cilodong dan Tapos ini, amat menyayangkan pernyataan tersebut. Meski masyarakat yang juga mengetahui kini sudah cerdas.
Baca Juga: Puncak DBD Diprediksi Februari, Dinkes Depok Catat 55 Kasus Diawal Tahun
“Saya berharap hanya Pemilu yang jujur dan adil ini bisa dikedepankan. Paradigma ini harus ditunjukan kepala negara,” lanjut Army Mulyanto.
Sehingga dengan pernyataan tersebut, Army Mulyanto menilai, ini menjadi suatu kemunduran demokrasi karena mempertontonkan sesuatu yang kurang etis. Dan akhirnya masyarakat tidak diberikan sikap yang dewasa dari seorang pemerintah pusat.
“Jelas mundur, menurut saya mundur. Era reformasi kurang 25 tahun ini dihancurkan oleh beliau sendiri,” tegas Army Mulyanto.
Army Mulyanto yang juga sebagai Tokoh Pemuda di Kota Depok, mengapresiasi Presiden Joko Widodo yang konsisten untuk tidak inkonsisten. Artinya kalau mau mengambil contoh yang benar benar terang, sesuai dengan fakta empiris kejadian hari ini.
“Substansinya itu bukan diperbolehkan atau tidak diperbolehkan. Tapi ini persoalan etika, lalu apa maksudnya berbicara di depan Panglima saat itu. Ini menjadi timbul pertanyaan di masyarakat,” ungkap Army Mulyanto.
Artikel Terkait
Program Wirausaha Baru Depok Kini Bisa Kredit Tanpa Bunga, ASN Diminta Sebarkan Kelebihan WUB
Kampung KB Baktijaya Lakukan Kunjungan Ke Jatijajar Kota Depok, Ternyata ini Tujuannya
Cegah Banjir, Kelurahan Gandul Depok Bakal Normalisasi Dua Kali dan Bangun Banyak Drainase di 2025
Warga Jatijajar : Hamzah Hadir Sebagai Solusi Persoalan Lingkungan, Datang Langsung Bantu Musala
Puncak Peringatan HBI ke 74, Imigrasi Depok Kenalkan Golden Visa
Dua Pejabat Kejari Depok Diganti, Berikut Nama dan Posisinya
Panwascam Beji Depok Genjot Pengawasan Logisitik Sebagai Upaya Cegah Pelanggaran, Ini Data dan Faktanya
Fakta Kebakaran di Belakang SDN Pondok Cina 1 Depok : Kerugian Capai Ratusan Juta Hingga Alquran Tetap Utuh Usai Terbakar
Warga Serua Depok Diguyur 30 Paket Makanan Tambahan, Berikut Rinciannya
Panwascam Beji Depok Intensifkan Pengawasan Kampanye Pemilu, Ini yang Dilakukan : Partai ini yang Paling Sering Turun