RADARDEPOK.COM - Pelaksanaan Pesat Demokrasi telah usai. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Depok telah merampungkan rapat pleno terbuka rekapitulasi penghitungan perolehan suara Pemilu 2024 tingkat kota, beberapa waktu lalu.
Alhasil, terdapat 17 Calon Legislatif (Caleg) DPRD Kota Depok yang gugur atau gagal melaju ke kota kembang, Grand Depok City (GDC) dalam Pemilu 2024. Hal itu berarti wajah lama anggota dewan akan segera digantikan dengan pendatang baru.
Pengamat Politik, Yusfitriadi mengatakan, fenomena gagalnya caleg petahana untuk merebut kembali kursi panas itu juga terjadi di hampir seluruh daerah di Indonesia.
Direktur Eksekutif LS Vinus itu menerangkan, tak lolosnya caleg petahana tersebut disebabkan sejumlah partai politik yang secara nasional, meraih perolehan suara secara drastis.
"Berjatuhannya caleg petahana, terjadi hampir di seluruh Indonesia, termasuk di level nasional. Begitupun di Kota Depok sampai menyentuh angka 17 orang calon petahana yang tumbang, dan tidak lagi mendapat kursi di DPRD Kota Depok," jelas Yusfitriadi kepada Radar Depok, Selasa (12/3).
Setidaknya, kata Yusfitriadi, terdapat tiga Partai Politik (Parpol) yang suaranya meningkat drastis ataupun sebaliknya di tingkat nasional. Tentunya, hal ini juga mempengaruhi tersingkirnya caleg petahana dalam merebutkan kembali kursi DPRD.
Baca Juga: Berikut Nama dan Raihan Suara 50 Caleg DPRD Depok Terpilih! Ada yang Tembus 18.150 Suara
"Kondisi ini akan mempengaruhi raihan kursi termasuk menjadikan petahana tersingkir seperti Partai Nasdem yang melejit suaranya sebagai efek pencalonan Anies dan Muhaimin. Bahkan di banyak daerah, Partai Nasdem pada Pemilu 2019 tidak mendapatkan kursi, hasil pemilu 2024 merebut banyak kursi," beber Yusfitriadi.
Yusfitriadi menjelaskan, hal itu mengakibatkan sejumlah caleg petahana harus tersingkir dari bangku yang sebelumnya diduduki dengan kemungkinan yang sangat besar.
"Begitupun dengan raihan suara Partai Golkar, berhasil menambah banyak kursi di hampir seluruh daerah di Indonesia. Sama halnya dengan PDIP, namun kalau Nasdem dan Golkar naik," bedah Yusfitriadi.
Sebaliknya, ungkap Yusfitriadi, perolehan suara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) justru menurun daripada Pemilu sebelumnya. Sehingga, banyak kursi PDIP yang berhasil direbut pendatang baru di sejumlah daerah.
"Kemudian, terlalu percaya diri. Namanya petahana sudah menganggap dirinya sudah populis, bahkan menganggap masyarakat akan kembali memilih dirinya. Sehingga kepercayaan diri yang berlebih tersebut mengakibatkan komunikasi politik dengan masyarakat tidak prioritas. Sehingga komunikasi dengan masyarakat posisinya digantikan dengan calon anggota legislatif yang baru," papar Yusfitriadi.
Artikel Terkait
Ayo Vote Polling Pilkada Depok di Radar Depok, Ini Linknya
PKS Depok Desak Bongkar Dalang Penggelembungan Suara! Kantor KPU Didemo
Pleno KPU Jabar Dideadline 10 Maret, Empat Wilayah Termasuk Depok Belum Selesaikan Finalisasi
DKPP Tunggu PKS Laporkan KPU Depok, Dua Pekan Lagi Bawaslu Disidang
Nasdem Walk Out Rapat Pleno Pengitungan Pemilu 2024 di Depok, KPU dan Bawaslu Dituduh Curang
Pleno Tingkat Kota Beres! Bawaslu Depok Usut Dalang Penggelembungan Suara di Sukmajaya, Sawangan, dan Tapos
Berikut Delapan Besar Suara Parpol Ditambah Caleg Tertinggi di Depok, PKS Dipepet Gerindra! Golkar Membuntuti