Saya pilih naik bis. Hanya bayar 11,5 real. Kurang-lebih 25 menit bis itu tiba di ujung jalan dekat dari Masjid Nabawi. Menara-menara masjid tampak menjulang tinggi. Indah sekali.
Bergegas ke halaman masjid. Ambil wudhu. Cepat-cepat masuk ke dalam masjid untuk salat asar. Sepertinya larangan petugas Maktab masih menghantui.
“Alhamdulillah. Saya akhirnya sampai di masjid rasul-Mu ini tanpa membawa pasport. Ya Allah, Engkau membawaku ke sini tanpa kendala apa pun. Semua urusan Engkau mudahkan. Ini anugerah besar yang Engkau berikan kepada ku. Engkau kabulkan doaku di depan Ka’bah Mu. Terima kasih ya Allah.” Itu doa besar yang ku panjatkan.
Saya akhirnya benar-benar ke Madina Naik Haramain Ekspres. Tanpa pasport di tangan. Berziarah ke Makam Rasulullah Muhammad SAW dengan berlinang air mata.
Menyelesaikan salat lima waktu penuh di Masjid Nabawi. Ketika menulis ini saya sudah di Mekkah Al-Mukarramah. ***
Artikel Terkait
Dua Legislator Terlibat Judi Online, Jumlahnya Beda dengan PPATK
Hasil Survei Warga Depok Puas: Imam Budi Hartono Lanjutkan Pembangunan Merata, Ini Hasilnya!
Pasport Kehendak Allah 1: Pergi ke Depan Ka’bah
Wartawan Sekeluarga Terbakar Diduga Akibat Pemberitaan Perjudian, Dewan Pers Minta Panglima-Kapolri Bentuk Tim Investigasi
Polda Jabar Tampik Salah Tangkap Pegi, Klaim Punya Tiga Alat Bukti dalam Lanjutan Praperadilan
Dedi Mulyadi Dampingi Keluarga Pegi di Persidangan
Imam Budi Hartono-Ririn Farabi Arafiq Aransemen Ulang Lagu Lawas “Pantun Jenaka” Arafiq di Pilkada Depok