Minggu, 21 Desember 2025

Radar Depok Sorot Jalan Terjal Industri Media Lokal : Ada 15 Rekomendasi di Jabar Media Summit 2025

- Jumat, 12 September 2025 | 07:30 WIB
CEO media Nasional memberikan arahan dalam Jabar Media Summit di Pasteur Conventions Center, Bandung, Kamis (11/9).  (AGNESYA WIANDA/RADAR DEPOK)
CEO media Nasional memberikan arahan dalam Jabar Media Summit di Pasteur Conventions Center, Bandung, Kamis (11/9). (AGNESYA WIANDA/RADAR DEPOK)

RADARDEPOK.COM – Keberlanjutan industri media jadi isu utama dalam Jabar Media Summit 2025, yang dihelar Asosiasi Media Siber Indonesia (Amsi), di Pasteur Conventions Center, Bandung, Kamis (11/9).

Forum tersebut mempertemukan para pemimpin redaksi, praktisi, dan pegiat media untuk membedah strategi bertahan di tengah gempuran disrupsi teknologi dan dominasi platform digital global. Termasuk Radar Depok yang sudah menjadi anggota Amsi.

CEO Suara.com, Suwarjono mengungkap, dua tahun terakhir sebagai periode paling berat bagi media di Indonesia.

"Caranya agar usia media panjang adalah menemukan bisnis lain di luar pemberitaan. Pengalaman kami, trial and error dalam mencari model bisnis baru justru membuat kami bertahan,” ujarnya.

Menurut dia, diversifikasi bisnis dan inovasi merupakan kunci untuk memperpanjang nafas media. Setidaknya ada 10 tantangan besar yang kini membayangi industri. Mulai dari penurunan trafik, efisiensi belanja iklan pemerintah, disrupsi kecerdasan buatan (AI), perubahan perilaku audiens, hingga dominasi platform global.

Baca Juga: Walikota Depok Supian Suri : Maulid Nabi Momentum Teladani Akhlak Rasulullah

"Meski begitu, media kecil masih memiliki peluang melalui konsolidasi, optimalisasi aset digital, penguatan karakter kanal, dan strategi monetisasi," ujar Suwarjono.

Dari sisi regulasi, Ketua Komisi Pengaduan Dewan Pers, Muhammad Jazuli, menyoroti ketimpangan aturan antara media arus utama dan media sosial. Ia mendorong pemerintah memberikan insentif agar media sebagai pilar demokrasi tidak runtuh di tengah tekanan disrupsi.

CEO Tempo, Wahyu Dhyatmika menuturkan, ada kesenjangan besar antara nilai berita bagi publik dengan kemampuan media memonetisasi konten.

“Intervensi negara diperlukan, misalnya lewat keringanan pajak bagi perusahaan media,” ujarnya.

Pandangan serupa disampaikan Eva Danayanti dari International Media Support (IMS) yang menekankan, pentingnya kedekatan media lokal dengan audiens.

“Ke depan, bukan soal menjadi besar, tetapi menjadi relevan dengan konteks lokal. Media harus dekat dengan pembaca, bukan sekadar memproduksi berita,” katanya.

Acara yang diinisiasi AyoBandung.id, Suara.com, dan Radar Cirebon itu mengusung tema Pendalaman Model Bisnis dan Konten Berdampak.

Dari forum tersebut lahir 15 rekomendasi penting. Diantaranya, dukungan pemerintah daerah dan stakeholder bisnis, diversifikasi usaha serta akses pendanaan, pembentukan inkubasi inovasi digital media, distribusi adil anggaran iklan pemerintah, hingga pedoman etis pemanfaatan AI di ruang redaksi.

Baca Juga: Pemkot Depok Diminta Bereskan Data Administrasi Warga Pendatang

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X