RADARDEPOK.COM – Maraknya dugaan keracunan makanan pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah daerah membuat publik kian khawatir, tak terkecuali kekhawatiran masyarakat di Kota Depok.
Kasus dugaan keracunan pada program tersebut juga sudah menjadi perhatian Presiden Prabowo Subianto. Rencananya Prabowo akan memanggil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana dan beberapa pejabat terkait untuk membahas masalah ini.
"Saya baru dari luar negeri tujuh hari. Saya monitor pada perkembangan itu (MBG). Habis ini saya langsung akan panggil Kepala BGN dengan beberapa pejabat. Kami akan diskusikan," ujar Prabowo Subianto di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (27/9).
Pasalnya, program MBG ini menyasar puluhan juta anak hingga masyarakat yang membutuhkan. Prabowo meyakini akan adanya hambatan dari program tersebut. Dirinya optimis untuk mencari solusi dari permasalahan yang ada.
"Untuk memberi makan sekian juta orang pasti ada hambatan dan rintangan. Ini akan kami atasi," tutur Prabowo.
Baca Juga: SPPG Dapur MBG Mampang 1 Depok Resmi Diluncurkan : Mampu Layani 2.890 Penerima Manfaat
Persoalan dugaan keracunan MBG itu menjadi masalah yang besar, kata Prabowo. Tetapi Prabowo yakin masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik.
"Ini masalah besar, jadi pasti ada kekurangan dari awal. Tapi saya juga yakin bahwa kita akan selesaikan dengan baik," tegas Prabowo.
Di tengah polemik yang terjadi, Prabowo mengatakan, jangan sampai ada politisasi atau adu domba masalah tersebut dengan program MBG. Pasalnya, tujuan MBG itu adalah untuk membantu anak-anak yang kesulitan makan.
"Jangan sampai ini dipolitisasi. Karena tujuan MBG ini adalah untuk anak-anak kita yang sering sulit makan. Mungkin kita-kita ini makan lumayan, mereka itu makan hanya nasi pakai garam, ini yang harus kita atasi," kata Prabowo.
Di sisi lain, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana, melaporkan sejumlah kejadian luar biasa yang terjadi sepanjang pelaksanaan program MBG kepada Presiden Prabowo Subianto pada Sabtu (27/9).
Dadan menjelaskan, pada periode 6 Januari hingga 31 Juli 2025 telah terbentuk 2.391 unit Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dengan 24 kasus kejadian. Sementara pada periode 1 Agustus hingga 27 September 2025, jumlah SPPG bertambah 7.244 unit, dengan 47 kasus kejadian.
“Data menunjukan bahwa kasus banyak dialami oleh SPPG yang baru beroperasi karena sumber daya manusia (SDM) nya masih membutuhkan jam terbang,” kata Dadan, Minggu (28/9).
Hingga saat ini, sambung Dadan, total SPPG yang telah beroperasi mencapai 9.615 unit dan telah melayani kurang lebih 31 juta penerima manfaat.
“Faktor lain yang turut memicu insiden tersebut meliputi kualitas bahan baku, kondisi air, serta pelanggaran terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP),” jelas Dadan.
Artikel Terkait
Bola Salju Menggelinding jadi Bencana di Sukamakmur Bogor : Sengketa Lahan di Desa Sukawangi, Sukamulya, dan Sukaharja, Begini Kronologinya!
Antisipasi Keracunan dan Ompreng Mengandung Babi, SPPG Perketat SOP Penyajian MBG di Depok
Lurah Pengasinan Depok Bakal Perketat Keamanan hingga Pengadaan Incinerator
Kejari Depok Optimis Raih Predikat WBBM
Kontes Batu Akik Depok Dimulai, Hamzah : Terbesar di Jabodetabek
50 Warga Binaan Lapas Tangerang Ikut Program Rehabilitasi Pemasyarakatan, Ini yang Dilakukan
SPPG Dapur MBG Mampang 1 Depok Resmi Diluncurkan : Mampu Layani 2.890 Penerima Manfaat